Inaugurasi Anggota Baru IKPI: Semangat, Keyakinan, dan Kebanggaan Jadi Konsultan Pajak Profesional

IKPI, Jakarta: Pelaksanaan Inaugurasi Anggota Tetap Baru Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) di Kantor Pusat IKPI, Pejaten Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025) mendapat sambutan hangat dari para peserta. Mereka menilai kegiatan perdana ini tidak hanya memberikan bekal teknis dan etika profesi, tetapi juga memperkuat semangat, keyakinan, serta rasa bangga menjadi bagian dari organisasi konsultan pajak tertua dan terbesar di Indonesia.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Ketua Umum IKPI, Vaudy Starworld, Wakil Ketua Umum Nuryadin Rahman, Ketua Departemen Keanggotaan dan Etik Robert Hutapea, Ketua Departemen Sistem Pengdukung Pengembangan Bisnis Anggota (SPPBA) Donny Rindorindo dan dua orang pemateri yang memberikan pemaparan menarik buat para peserta.

Salah satu anggota baru dari IKPI Cabang Kota Bekasi, Ayu Tri Wahyuni, menyebut kegiatan ini sangat positif karena membantu anggota baru memahami arah dan peran mereka sebagai konsultan pajak.

“Inaugurasi ini sangat positif untuk anggota baru. Kami jadi lebih terarah nantinya saat berpraktik di dunia konsultan pajak. Pengurus juga sangat mengayomi dan memberi penjelasan yang baik,” ujarnya.

Menurut Ayu, seluruh materi yang disampaikan relevan dengan kebutuhan para anggota baru. Ia juga menilai pemilihan IKPI sebagai organisasi profesi adalah keputusan yang tepat.

“Materinya sangat relevan dengan kondisi yang kita butuhkan. Kenapa saya pilih IKPI? Karena IKPI punya visi dan trust yang kuat terhadap calon konsultan, dan sudah cukup terkenal juga,” tambahnya.

Sementara itu, Fransiskus Pasrah dari IKPI Cabang Jakarta Timur menilai inaugurasi ini penting untuk membangun mental dan kepercayaan diri anggota baru yang banyak berasal dari latar belakang korporasi.

“Kegiatan ini sangat baik karena menjadi ajang pembekalan pertama bagi kami yang baru bergabung di IKPI. Materi tentang mental sangat mengena, karena banyak dari kami yang masih ragu saat terjun ke dunia konsultan. Dari sini kami belajar bahwa mental kuat itu kunci utama untuk menjadi konsultan yang baik,” ungkapnya.

Ia juga berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan bagi anggota baru lainnya.

“Acara seperti ini harus terus dilanjutkan. Selain membangun semangat, juga membuka relasi antaranggota. Saya sendiri memilih IKPI karena direkomendasikan senior, dan terbukti IKPI adalah organisasi besar yang profesional,” ujarnya menambahkan.

Senada dengan itu, Titin Subarti dari IKPI Cabang Tangerang Selatan menilai inaugurasi dan pembekalan ini memberikan banyak manfaat praktis sekaligus memperkuat rasa kebersamaan di antara anggota baru.

“Menurut saya acaranya masih bagus dan harus berkelanjutan. Kegiatan seperti ini membangun semangat, membuka wawasan, dan memperluas hubungan antaranggota,” kata Titin.

Ia menambahkan, seluruh materi yang disampaikan terasa nyata dan bermanfaat dalam praktik profesi.

“Materinya relevan banget, terutama soal cara menggaet klien dan penerapan kode etik. Biasanya kita cuma baca teks, tapi di sini dijelaskan penerapannya secara langsung. Itu yang membuat saya makin yakin dan semangat,” ujarnya.

Para anggota baru berharap inaugurasi IKPI dapat menjadi agenda rutin bagi setiap angkatan anggota tetap, agar semangat profesionalisme dan etika konsultan pajak terus tumbuh di lingkungan IKPI. (bl)

Pesan Waketum IKPI di Inaugurasi Anggota Baru: Jaga Integritas, Cintai Organisasi, dan Jangan “Loncat Brevet”!

IKPI, Jakarta: Wakil Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Nuryadin Rahman, menyampaikan pesan tegas sekaligus inspiratif kepada ratusan anggota tetap baru Brevet A IKPI di seluruh Indonesia dalam acara Inaugurasi Anggota Tetap Baru Brevet A yang digelar di Gedung IKPI, Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).

Kegiatan inaugurasi perdana ini menjadi tonggak sejarah bagi IKPI, karena untuk pertama kalinya organisasi konsultan pajak terbesar di Indonesia tersebut secara resmi mengukuhkan anggota baru melalui proses pembekalan dan pengenalan organisasi.

Dari total lebih dari 200 anggota tetap baru Brevet A yang tersebar di seluruh Indonesia, sebanyak 44 orang hadir langsung ke Gedung IKPI dan semuanya dari cabang di Jabodetabek.

Pada kesemoatan itu, Nuryadin menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap organisasi yang mereka ikuti. Menurutnya, anggota yang memahami dan mencintai organisasinya akan mampu berkontribusi secara maksimal.

“Mereka harus tahu seperti apa IKPI itu. Dengan begitu, mereka bisa mencintai organisasi ini dan memberikan yang terbaik bagi pengembangan profesi konsultan pajak di Indonesia,” ujar Nuryadin.

Selain memperkenalkan struktur organisasi, para peserta juga dibekali pemahaman mengenai kode etik dan batas kewenangan profesi konsultan pajak. Pesan penting yang disampaikan Nuryadin adalah agar para anggota baru tidak ‘loncat brevet’, atau mengambil pekerjaan di luar lingkup izin yang dimiliki.

“Kalau seseorang masih di Brevet A, maka jasa yang diberikan hanya untuk wajib pajak orang pribadi. Jika kliennya ternyata punya badan usaha, jangan dipaksakan. Kolaborasilah dengan konsultan lain yang berhak. Itulah cara profesional menjaga integritas dan nama baik IKPI,” tegasnya.

Nuryadin juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antaranggota melalui berbagai komunitas dan kegiatan Pengembangan Profesional Lanjutan (PPL) yang diselenggarakan IKPI. Di sana, anggota bisa bertukar pengalaman dengan senior, memperluas jaringan, dan memperkuat kompetensi profesional.

“Melalui kegiatan seperti ini, para anggota baru bisa membangun kepercayaan diri dan memahami dunia nyata profesi konsultan pajak. Mereka juga mendapat manfaat langsung, seperti potongan biaya 50% untuk mengikuti PPL,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, anggota baru juga mendapat inspirasi langsung dari konsultan pajak senior IKPI yang telah sukses membangun kantor konsultan sendiri, berbagi pengalaman tentang membangun praktik yang profesional, beretika, dan dipercaya klien.

Selain itu, ia mengajak seluruh anggota baru untuk menjadikan inaugurasi ini sebagai momentum awal dalam berkarier dengan semangat tinggi, integritas, dan kebanggaan sebagai bagian dari IKPI.

“Jaga nama baik IKPI di manapun kalian berpraktik. Profesi konsultan pajak bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan untuk melayani dengan tanggung jawab dan kejujuran,” pungkasnya penuh semangat. (bl)

Lady Runner IKPI Sebut IRC Jadi Wadah Sehat dan Strategis Perkuat Jaringan KP

IKPI, Jakarta: Lady runner Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Novia Artini atau yang akrab disapa Ayi, menilai kehadiran IKPI Runner Community (IRC) menjadi terobosan segar yang menggabungkan semangat olahraga, kebersamaan, dan profesionalisme di kalangan konsultan pajak. Baginya, komunitas ini bukan sekadar ajang berlari, melainkan wadah strategis untuk memperkuat jaringan antaranggota sekaligus membangun citra positif IKPI di mata masyarakat.

“IKPI Runner Community tuh bagus sekali untuk memperkuat bonding para anggota IKPI, sambil juga berolahraga untuk kesehatan,” ujar Ayi, Senin (27/10/2025) dengan penuh semangat. Ia meyakini, energi positif yang muncul dari aktivitas fisik seperti lari dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun kerja sama yang lebih solid di antara para konsultan pajak.

Menurut Ayi, semangat kebersamaan itu akan semakin terasa bila IRC aktif mengadakan berbagai kegiatan. Ia mendorong agar komunitas ini rutin menggelar latihan lari bersama setiap minggu, bukan hanya untuk kebugaran tubuh, tetapi juga agar keberadaan IKPI semakin dikenal luas oleh masyarakat.

“Sesuai salah satu tujuan komunitas ini, perlu banyak kegiatan berlari yang dilakukan. Misalnya latihan rutin tiap minggu, supaya makin terlihat, makin dikenal, dan makin banyak orang tahu tentang IKPI,” tutur Ayi.

Ia menilai, olahraga kini telah menjadi gaya hidup yang menyatukan berbagai kalangan. Karena itu, keberadaan IRC bisa menjadi sarana efektif untuk memperluas networking para anggota IKPI. Melalui interaksi di lapangan, para konsultan pajak dapat saling bertukar pengalaman, berbagi informasi, dan bahkan menjalin kerja sama profesional yang bermanfaat.

Lebih dari itu, Ayi melihat potensi besar IRC dalam memperkuat positioning IKPI di mata publik. Dengan tampil di ruang-ruang publik melalui kegiatan positif seperti lari bersama, komunitas ini sekaligus menjadi wajah baru IKPI yang lebih aktif, dinamis, dan dekat dengan masyarakat. “Apalagi olahraga lari saat ini sedang sangat diminati, jadi ini momen yang pas untuk memperluas jaringan sekaligus memperkenalkan profesi konsultan pajak,” katanya.

Ayi juga berharap, dukungan pengurus dan konsistensi anggota akan membuat IRC terus tumbuh menjadi komunitas yang berkelanjutan. Ia percaya, kebersamaan yang lahir dari aktivitas nonformal seperti olahraga bisa berdampak positif pada etos kerja dan solidaritas profesi.

“Dengan makin dikenal orang banyak, potensi untuk menjaring klien baru juga semakin besar. Jadi sehat dapat, relasi bertambah, dan semangat profesi juga makin kuat,” kata Ayi. (bl)

IRC, Hadiah Kasih Sayang untuk IKPI dari Pulau Dewata

IKPI, Bali: Semangat baru tengah mengalir di tubuh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Dari Pulau Dewata, komunitas lari IKPI Runner Community (IRC) lahir sebagai wujud cinta dan kepedulian terhadap kesehatan serta kebersamaan antaranggota organisasi.

Koordinator IRC Bali, Gusti A. Dian Kemala Dewi atau akrab disapa Gekdian, menyebut terbentuknya komunitas ini sebagai “hadiah kasih sayang” untuk seluruh anggota IKPI di Indonesia. Ia menilai, kehadiran IRC menjadi pengingat penting bahwa olahraga adalah kebutuhan, bukan paksaan.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

“Dengan adanya IRC ini seperti sebuah hadiah bentuk kasih sayang terhadap IKPI dan seluruh anggotanya. Komunitas ini mengingatkan kembali bahwa olahraga adalah suatu kebutuhan, bukan paksaan. Dengan berlari bersama, anggota jadi lebih semangat berolahraga, sehat, bugar, dan produktif dalam keseharian,” ujar Gekdian, Senin (27/10/2025).

Meski tidak ikut berlari bersama rekan-rekannya di Bali, Gekdian turut menghadiri acara pembentukan IRC secara resmi di Jakarta, dan ikut berlari bersama Ketua Umum IKPI Vaudy Starworld serta para anggota lainnya. Ia menyebut momen tersebut penuh makna karena memperlihatkan semangat persatuan antaranggota dari berbagai daerah.

(Foto: Istimewa)

Menurut Gekdian, terbentuknya IRC tak hanya menjadi sarana menyehatkan tubuh, tetapi juga mempererat hubungan dan memperluas jaringan IKPI hingga ke berbagai kalangan, bahkan ke tingkat internasional. “IRC bukan hanya tentang olahraga, tapi juga tentang membangun relasi dan memperkenalkan IKPI di ranah yang lebih luas. Ini langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Sebagai langkah penguatan, Gekdian mengusulkan pembentukan struktur organisasi khusus dalam IRC agar program kerja lebih terarah. Program tersebut dapat mencakup kegiatan charity run, fun match, hingga event running yang diselipkan dengan edukasi perpajakan. Ia menegaskan bahwa dibutuhkan dukungan pengurus serta konsistensi anggota agar komunitas ini tetap kokoh dan berkelanjutan.

(Foto: Istimewa)

Sementara itu, anggota IKPI Denpasar, Wiwik Prabu, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kehadiran IRC. “Dengan dibentuknya IRC, IKPI punya sarana bagus untuk memperkenalkan diri ke masyarakat umum. Ini juga bentuk kepedulian terhadap gaya hidup sehat dan mempererat solidaritas antaranggota,” ujarnya.

Antusiasme anggota IKPI Bali pun sangat tinggi. Dalam kegiatan perkenalan IRC di Denpasar, tercatat sekitar 67 anggota IKPI hadir bersama keluarga dan staf kantor. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Pengda IKPI Bali & Nusa Tenggara, serta Ketua IKPI Cabang Denpasar, Ketua IKPI Mataram, dan Ketua IKPI Singaraja sebagai bentuk dukungan.

(Foto: Istimewa)

“Semangat teman-teman luar biasa. Dengan kegiatan rutin dan event lari ke depan, saya yakin IRC akan menjadi kebanggaan baru bagi IKPI bukan hanya di Bali, tapi juga di seluruh Indonesia,” tutup Wiwik. (bl)

DJP Sita Aset Rp16,69 Miliar dari Terpidana Pajak di Yogyakarta

IKPI, Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus memperkuat langkah penegakan hukum terhadap pelanggaran perpajakan. Melalui Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Kejaksaan Agung RI, aparat pajak melaksanakan penyitaan terhadap berbagai aset milik terpidana pajak berinisial S, yang diwajibkan membayar denda sebesar dua kali pajak terutang senilai Rp16,69 miliar.

Tindakan tegas ini merupakan tindak lanjut dari putusan Mahkamah Agung RI Nomor 842 PK/Pid.Sus/2025 tanggal 10 April 2025, yang menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) terpidana. Putusan tersebut memperkuat vonis Pengadilan Negeri Wates, yang menyatakan S bersalah karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan melalui PT VAI pada tahun pajak 2017.

“Setiap rupiah yang berhasil diamankan adalah bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga keuangan negara dan keadilan bagi masyarakat yang taat pajak,” ujar Dwi Hariyadi, Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan (PPIP) Kanwil DJP D.I. Yogyakarta, dalam keterangan resmi, Senin (27/10/2025).

Karena tidak melunasi denda dalam waktu satu bulan setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta kekayaan milik S disita dan akan dilelang untuk menutup kerugian negara.

Pelaksanaan sita eksekusi dilakukan oleh Kejaksaan dengan pendampingan dari Direktorat Penegakan Hukum DJP dan PPNS Kanwil DJP D.I. Yogyakarta. Aset yang disita meliputi beberapa kendaraan bermotor di Kabupaten Kulonprogo, lima bidang tanah dan bangunan di Kabupaten Karanganyar, serta sembilan bidang tanah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pada setiap lokasi tersebut telah dipasang papan penyitaan sebagai tanda resmi status barang sitaan negara.

Melalui langkah ini, DJP menegaskan komitmennya menjaga integritas sistem perpajakan sekaligus memberikan efek jera kepada pelanggar.

“Penegakan hukum ini menjadi pengingat bahwa kepatuhan pajak bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga tanggung jawab hukum,” tegas Dwi.

DJP juga mengimbau seluruh wajib pajak untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan lengkap, jelas, dan benar, serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan. (alf)

Rencana Menaikkan Pajak di Inggris Khawatirkan Picu Lonjakan Harga Pangan

IKPI, Jakarta: Rencana Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves untuk menaikkan pajak demi menyehatkan fiskal negara memantik kekhawatiran baru di kalangan pelaku usaha dan masyarakat. Para pengusaha ritel besar menilai kebijakan tersebut bisa menjadi bahan bakar baru bagi lonjakan harga pangan yang hingga kini belum sepenuhnya reda.

Melalui surat terbuka yang ditujukan langsung kepada Reeves, sejumlah raksasa supermarket seperti Tesco, Asda, Sainsbury’s, dan Morrisons memperingatkan bahwa kenaikan pajak akan menekan kemampuan mereka dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.

“Rumah tangga pasti akan merasakan dampak dari potensi kenaikan pajak apa pun pada industri ini, seperti tarif bisnis yang lebih tinggi untuk supermarket,” tulis para eksekutif dalam surat tersebut, dikutip dari BBC, Senin (27/10/2025).

Dalam surat itu juga disebutkan, beban pajak yang lebih tinggi akan mempersempit ruang gerak bisnis untuk menekan biaya operasional. Alhasil, harga produk pangan di rak supermarket dikhawatirkan kembali merangkak naik, memperpanjang tekanan inflasi hingga 2026.

“Dengan beban yang sudah kami tanggung saat ini, termasuk dampak dari pajak sebelumnya, inflasi pangan kemungkinan besar akan terus berlanjut. Ini bukan hal yang kami harapkan berkepanjangan,” lanjut mereka.

Ironisnya, rencana Reeves muncul di tengah upaya Departemen Keuangan Inggris yang sedang mencari cara menekan inflasi, termasuk dengan memberi insentif pajak bagi pedagang daging, roti, dan toko kecil. Namun bagi pelaku ritel besar, kabar kenaikan pajak tetap menjadi sinyal bahaya bagi rantai pasok dan harga pangan nasional.

Langkah Reeves ini disebut-sebut menyusul proyeksi ekonomi yang suram, sementara sebelumnya pemerintah telah menaikkan pajak, termasuk iuran perusahaan dalam skema National Insurance Contribution. Padahal, Reeves sendiri tahun lalu sempat menyatakan tidak akan menaikkan pajak lagi. (alf)

Format Baru SPT Badan di Coretax: Daftar Pengurus dan Komisaris Kini Terisi Otomatis

IKPI, Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus memodernisasi sistem pelaporan pajak badan dengan memperkenalkan format baru SPT Tahunan PPh Badan melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2025. Salah satu pembaruan yang cukup signifikan adalah pengisian daftar pengurus dan komisaris secara otomatis berdasarkan data yang tersimpan di sistem Coretax.

Jika sebelumnya pada era e-Form wajib pajak harus mengisi manual daftar susunan pengurus dan komisaris di Formulir 1771-V Bagian B, kini seluruh data tersebut telah berpindah ke Lampiran 2 Bagian A pada versi Coretax. Format baru ini juga menyatukan informasi pengurus dan komisaris dengan daftar pemegang saham atau pemilik modal, yang dulu dipisahkan dalam formulir berbeda.

Dalam penjelasan resmi PER-11/PJ/2025 disebutkan, daftar yang memuat nama, alamat, NPWP atau NIK, dan jabatan pengurus maupun komisaris akan ditarik otomatis dari data pihak terkait pada akun Coretax wajib pajak. Artinya, wajib pajak tidak bisa lagi menambahkan atau mengubah langsung melalui modul SPT, melainkan harus memperbarui profil perusahaan terlebih dahulu.

Untuk melakukan pemutakhiran, wajib pajak dapat masuk ke menu Profil Saya → Informasi Umum → Edit → Pihak Terkait, kemudian klik Tambah, pilih jenis orang terkait (direktur atau komisaris), lengkapi data seperti NPWP, jabatan, serta tanggal mulai dan berakhir masa jabatan. Setelah disimpan, data akan otomatis terintegrasi dalam SPT Tahunan PPh Badan.

DJP menegaskan, daftar susunan pengurus dan komisaris yang tercantum dalam Lampiran 2 Bagian A harus menggambarkan kondisi aktual pada akhir tahun pajak bersangkutan.

Langkah digitalisasi ini menjadi bagian dari upaya DJP menghadirkan pelaporan pajak yang lebih efisien, akurat, dan berbasis data tunggal di bawah sistem Coretax menjawab kebutuhan dunia usaha akan kemudahan sekaligus ketertiban administrasi perpajakan di era digital. (alf)

Kepada APINDO, Dedi Mulyadi Tegaskan Komitmen Keadilan Fiskal untuk Masyarakat

IKPI, Jakarta: Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat menggelar Forum Sinergi Dunia Usaha dengan Pemerintah Daerah di El Hotel Bandung, belum lama ini. Forum ini menjadi ruang dialog antara pelaku usaha dan pemerintah daerah untuk memperkuat sinergi pembangunan ekonomi yang berkeadilan.

Dalam forum tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen mendorong keadilan fiskal agar manfaat pajak benar-benar kembali kepada masyarakat, terutama di wilayah sekitar kawasan industri.

“Saya tidak mau lagi melihat pabrik membayar pajak triliunan, tetapi desa di sekitarnya tetap miskin, tidak punya air bersih, anak-anaknya tidak sekolah. Pajak itu harus kembali ke wilayah sumbernya,” tegas Dedi, Senin (27/10/2025).

Dedi menyampaikan, mulai tahun 2026, Pemprov Jabar akan menerapkan kebijakan distribusi pajak yang lebih adil dengan memetakan desa-desa di sekitar kawasan industri. Kebijakan ini diharapkan mampu menghapus ketimpangan antara pusat aktivitas ekonomi dan masyarakat di sekitarnya.

Selain itu, Dedi menekankan pentingnya negara hadir dalam menyeimbangkan kepentingan investasi dan kesejahteraan rakyat. Ia mencontohkan perusahaan sektor air mineral, di mana pajak yang dibayarkan seharusnya dialokasikan untuk tiga hal: pembangunan infrastruktur air bersih dan pertanian, reboisasi hutan sebagai sumber air, serta perbaikan jalan di sekitar wilayah operasi perusahaan.

“Kalau tiga hal itu dilakukan, masyarakat akan merasakan manfaatnya. Itulah bukti negara hadir,” ujar Dedi.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyoroti masih adanya perusahaan yang beroperasi di Jawa Barat namun membayar pajak di luar wilayah. Ia meminta perusahaan untuk berkontribusi langsung pada daerah tempat mereka beroperasi demi mewujudkan keadilan fiskal dan kemajuan daerah.

Gubernur yang dikenal responsif ini juga berdialog langsung dengan para pengusaha untuk menampung berbagai kendala yang dihadapi. Saat forum berlangsung, beberapa keluhan langsung ditindaklanjuti. Bahkan, Dedi tak segan menghubungi pejabat terkait untuk menyelesaikan masalah di tempat.

“Kalau ada perusahaan di Jabar yang izin PBG-nya tak kunjung keluar atau lahannya terlintasi jaringan listrik SUTET, segera sampaikan. Kita selesaikan konkret,” katanya.

Sementara itu, Ketua APINDO Jabar Ning Wahyu menyambut positif sikap terbuka Gubernur Jabar. Menurutnya, forum ini bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi sarana membangun kepercayaan antara pemerintah daerah dan pelaku usaha.

“Melalui forum ini, aspirasi dan tantangan dunia usaha bisa disampaikan langsung, sekaligus mendengarkan gagasan dan komitmen Gubernur dalam menciptakan iklim usaha yang adil dan sehat,” ujar Ning.

Ning juga mengapresiasi langkah reformasi birokrasi perizinan dan digitalisasi rekrutmen tenaga kerja melalui aplikasi “Nyari Gawe” yang diluncurkan Pemprov Jabar. Aplikasi tersebut dinilai mempermudah masyarakat mencari pekerjaan sekaligus membantu pengusaha mendapatkan SDM berkualitas tanpa praktik percaloan. (alf)

Purbaya Klaim Keamanan Coretax Kini “A+”: Hacker Lokal Ikut Uji Ketahanan Sistem Pajak

IKPI, Jakarta: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan sistem inti administrasi perpajakan atau Coretax kini jauh lebih tangguh dari sisi keamanan data. Ia menyebut, peningkatan besar-besaran telah dilakukan setelah sempat beredar kabar adanya kebocoran data beberapa waktu lalu.

“Kemarin kan ada data Coretax, ternyata dijual di luar ya, ada yang bolong gitu,” ungkap Purbaya, Senin (26/10/2025).

Menurutnya, pembenahan dilakukan secara mendetail dengan melibatkan para ahli terbaik dari dalam negeri. Sistem yang digarap dengan anggaran triliunan rupiah itu kini disebut memiliki tingkat keamanan hampir sempurna.

“Sekarang security-nya Coretax udah bagus sekali. Dulu saya bilang cybersecurity-nya 30 dari 100, sekarang udah 95 plus, nilainya A+,” tegasnya.

Purbaya mengaku memilih tim lokal terbaik, bukan hanya dari kalangan teknokrat pemerintah, tapi juga para ahli keamanan siber independen. Hasilnya, dalam waktu singkat Coretax berhasil naik kelas dari sistem yang dinilai “D” menjadi “A+”.

Tak tanggung-tanggung, Purbaya bahkan menggandeng para hacker etis asal Indonesia untuk menguji ketahanan sistem.

“Sekarang hampir pasti udah gak bisa lagi (ditembus). Kita juga panggil hacker kita yang jago-jago, orang Indonesia semua. Di dunia mereka ditakutin juga,” ujarnya sambil tersenyum.

Menurutnya, para “white-hat hacker” yang pernah menduduki peringkat dunia itu berhasil melakukan pengujian berlapis terhadap sistem Coretax, dan hasilnya memuaskan.

“Kita bayar, tapi hasilnya luar biasa. Mereka bantu saya ngetes, dan ternyata sistem kita sudah lumayan kuat,” tambahnya.

Dengan perbaikan ini, Purbaya berharap masyarakat, terutama wajib pajak, tak lagi cemas akan kebocoran data di sistem Coretax. Ia menegaskan, keamanan informasi pajak kini menjadi prioritas utama dalam reformasi digital perpajakan Indonesia.

“Keamanan data itu bukan sekadar teknologi, tapi juga soal kepercayaan publik. Dan itu yang sekarang kita jaga,” pungkasnya. (alf)

Kepada 44 Anggota Tetap Baru, Ketum IKPI Tegaskan Konsultan Pajak Adalah Penjaga Kepercayaan Publik

IKPI, Jakarta: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld menegaskan bahwa profesi konsultan pajak memiliki tanggung jawab besar sebagai penjaga kepercayaan publik antara negara dan wajib pajak. Hal ini disampaikan Vaudy saat membuka acara Inaugurasi dan Pembekalan Anggota Tetap Baru IKPI (Brevet A) yang diikuti oleh 44 anggota tetap baru di Gedung IKPI, Pejaten, Jakarta, Senin (27/10/2025).

“Inaugurasi ini bukan sekadar seremoni, tetapi awal dari pengabdian profesional sebagai konsultan pajak. Konsultan pajak bukan hanya penyedia jasa, melainkan penjaga kepercayaan publik,” tegas Vaudy dalam sambutannya di hadapan para peserta.

(Foto: Deprtemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Menurutnya, konsultan pajak berperan strategis sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan kepatuhan sukarela (voluntary compliance) dan mendorong peningkatan penerimaan negara melalui sistem perpajakan yang sehat dan adil.

Rumah Besar Profesi Konsultan Pajak

Dalam sambutannya, Vaudy menggambarkan peran konsultan pajak sebagai penengah antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan wajib pajak.

“Kita ini jembatan dua arah: menyampaikan kebijakan pemerintah kepada wajib pajak, sekaligus menyampaikan aspirasi wajib pajak kepada otoritas pajak,” ujarnya.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Dengan lebih dari 7.500 anggota aktif yang tersebar di seluruh Indonesia, IKPI disebut Vaudy sebagai rumah besar profesi konsultan pajak tempat para profesional perpajakan tumbuh, belajar, dan berjejaring.

“Bergabung dengan IKPI berarti menjadi bagian dari komunitas yang menjaga integritas dan berkontribusi nyata untuk bangsa,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Vaudy menekankan bahwa setiap anggota baru memikul dua amanah besar: amanah keilmuan dan amanah moral.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

“Peraturan perpajakan berubah cepat. Konsultan pajak harus terus belajar agar tidak tertinggal. Tapi yang lebih penting, kita harus menjaga kejujuran dan tanggung jawab moral,” tegasnya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan kompetensi, IKPI memberikan voucher pelatihan profesional (PPL) sebesar 50% bagi seluruh peserta inaugurasi.

Langkah ini, kata Vaudy, menjadi wujud nyata komitmen IKPI dalam mendorong pembelajaran berkelanjutan di kalangan anggotanya.

(Foto/Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Vaudy juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dan saling percaya antaranggota IKPI.

“Sekali kepercayaan hilang, akan sulit dikembalikan. Karena itu, jagalah integritas, baik di depan klien maupun di antara sesama anggota,” ujarnya.

Untuk memperkuat silaturahmi dan jejaring profesional, IKPI kini mengembangkan berbagai komunitas minat seperti golfer, runner, tenis, dan biliar.

Melalui kegiatan ini, anggota diharapkan dapat saling mengenal, berkolaborasi, dan membangun kepercayaan dalam suasana yang positif.

60 Tahun Mengabdi untuk Nusabangsa

Memasuki usia ke-60, IKPI terus memperkuat eksistensinya sebagai asosiasi konsultan pajak terbesar di Indonesia.

Organisasi ini telah meraih dua Rekor MURI, yakni sebagai penyelenggara donor darah terbesar dari profesi konsultan pajak dan asosiasi konsultan pajak dengan jumlah anggota terbanyak.

“Kami adalah penerus perjuangan para pendiri IKPI. Kini tugas kita melanjutkan estafet itu dengan membangun organisasi yang semakin kuat dan profesional,” ujar Vaudy.

Acara inaugurasi juga disertai dengan prosesi pemasangan selempang dan penyematan pin IKPI kepada seluruh 44 anggota tetap baru, disertai pekik semangat bersama:

“IKPI untuk Nusabangsa! IKPI Pasti Bisa! IKPI Jaya, Jaya, Jaya!” (bl)

en_US