Inaugurasi Anggota Baru IKPI: Semangat, Keyakinan, dan Kebanggaan Jadi Konsultan Pajak Profesional

IKPI, Jakarta: Pelaksanaan Inaugurasi Anggota Tetap Baru Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) di Kantor Pusat IKPI, Pejaten Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025) mendapat sambutan hangat dari para peserta. Mereka menilai kegiatan perdana ini tidak hanya memberikan bekal teknis dan etika profesi, tetapi juga memperkuat semangat, keyakinan, serta rasa bangga menjadi bagian dari organisasi konsultan pajak tertua dan terbesar di Indonesia.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Ketua Umum IKPI, Vaudy Starworld, Wakil Ketua Umum Nuryadin Rahman, Ketua Departemen Keanggotaan dan Etik Robert Hutapea, Ketua Departemen Sistem Pengdukung Pengembangan Bisnis Anggota (SPPBA) Donny Rindorindo dan dua orang pemateri yang memberikan pemaparan menarik buat para peserta.

Salah satu anggota baru dari IKPI Cabang Kota Bekasi, Ayu Tri Wahyuni, menyebut kegiatan ini sangat positif karena membantu anggota baru memahami arah dan peran mereka sebagai konsultan pajak.

“Inaugurasi ini sangat positif untuk anggota baru. Kami jadi lebih terarah nantinya saat berpraktik di dunia konsultan pajak. Pengurus juga sangat mengayomi dan memberi penjelasan yang baik,” ujarnya.

Menurut Ayu, seluruh materi yang disampaikan relevan dengan kebutuhan para anggota baru. Ia juga menilai pemilihan IKPI sebagai organisasi profesi adalah keputusan yang tepat.

“Materinya sangat relevan dengan kondisi yang kita butuhkan. Kenapa saya pilih IKPI? Karena IKPI punya visi dan trust yang kuat terhadap calon konsultan, dan sudah cukup terkenal juga,” tambahnya.

Sementara itu, Fransiskus Pasrah dari IKPI Cabang Jakarta Timur menilai inaugurasi ini penting untuk membangun mental dan kepercayaan diri anggota baru yang banyak berasal dari latar belakang korporasi.

“Kegiatan ini sangat baik karena menjadi ajang pembekalan pertama bagi kami yang baru bergabung di IKPI. Materi tentang mental sangat mengena, karena banyak dari kami yang masih ragu saat terjun ke dunia konsultan. Dari sini kami belajar bahwa mental kuat itu kunci utama untuk menjadi konsultan yang baik,” ungkapnya.

Ia juga berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan bagi anggota baru lainnya.

“Acara seperti ini harus terus dilanjutkan. Selain membangun semangat, juga membuka relasi antaranggota. Saya sendiri memilih IKPI karena direkomendasikan senior, dan terbukti IKPI adalah organisasi besar yang profesional,” ujarnya menambahkan.

Senada dengan itu, Titin Subarti dari IKPI Cabang Tangerang Selatan menilai inaugurasi dan pembekalan ini memberikan banyak manfaat praktis sekaligus memperkuat rasa kebersamaan di antara anggota baru.

“Menurut saya acaranya masih bagus dan harus berkelanjutan. Kegiatan seperti ini membangun semangat, membuka wawasan, dan memperluas hubungan antaranggota,” kata Titin.

Ia menambahkan, seluruh materi yang disampaikan terasa nyata dan bermanfaat dalam praktik profesi.

“Materinya relevan banget, terutama soal cara menggaet klien dan penerapan kode etik. Biasanya kita cuma baca teks, tapi di sini dijelaskan penerapannya secara langsung. Itu yang membuat saya makin yakin dan semangat,” ujarnya.

Para anggota baru berharap inaugurasi IKPI dapat menjadi agenda rutin bagi setiap angkatan anggota tetap, agar semangat profesionalisme dan etika konsultan pajak terus tumbuh di lingkungan IKPI. (bl)

Lady Runner IKPI Sebut IRC Jadi Wadah Sehat dan Strategis Perkuat Jaringan KP

IKPI, Jakarta: Lady runner Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Novia Artini atau yang akrab disapa Ayi, menilai kehadiran IKPI Runner Community (IRC) menjadi terobosan segar yang menggabungkan semangat olahraga, kebersamaan, dan profesionalisme di kalangan konsultan pajak. Baginya, komunitas ini bukan sekadar ajang berlari, melainkan wadah strategis untuk memperkuat jaringan antaranggota sekaligus membangun citra positif IKPI di mata masyarakat.

“IKPI Runner Community tuh bagus sekali untuk memperkuat bonding para anggota IKPI, sambil juga berolahraga untuk kesehatan,” ujar Ayi, Senin (27/10/2025) dengan penuh semangat. Ia meyakini, energi positif yang muncul dari aktivitas fisik seperti lari dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun kerja sama yang lebih solid di antara para konsultan pajak.

Menurut Ayi, semangat kebersamaan itu akan semakin terasa bila IRC aktif mengadakan berbagai kegiatan. Ia mendorong agar komunitas ini rutin menggelar latihan lari bersama setiap minggu, bukan hanya untuk kebugaran tubuh, tetapi juga agar keberadaan IKPI semakin dikenal luas oleh masyarakat.

“Sesuai salah satu tujuan komunitas ini, perlu banyak kegiatan berlari yang dilakukan. Misalnya latihan rutin tiap minggu, supaya makin terlihat, makin dikenal, dan makin banyak orang tahu tentang IKPI,” tutur Ayi.

Ia menilai, olahraga kini telah menjadi gaya hidup yang menyatukan berbagai kalangan. Karena itu, keberadaan IRC bisa menjadi sarana efektif untuk memperluas networking para anggota IKPI. Melalui interaksi di lapangan, para konsultan pajak dapat saling bertukar pengalaman, berbagi informasi, dan bahkan menjalin kerja sama profesional yang bermanfaat.

Lebih dari itu, Ayi melihat potensi besar IRC dalam memperkuat positioning IKPI di mata publik. Dengan tampil di ruang-ruang publik melalui kegiatan positif seperti lari bersama, komunitas ini sekaligus menjadi wajah baru IKPI yang lebih aktif, dinamis, dan dekat dengan masyarakat. “Apalagi olahraga lari saat ini sedang sangat diminati, jadi ini momen yang pas untuk memperluas jaringan sekaligus memperkenalkan profesi konsultan pajak,” katanya.

Ayi juga berharap, dukungan pengurus dan konsistensi anggota akan membuat IRC terus tumbuh menjadi komunitas yang berkelanjutan. Ia percaya, kebersamaan yang lahir dari aktivitas nonformal seperti olahraga bisa berdampak positif pada etos kerja dan solidaritas profesi.

“Dengan makin dikenal orang banyak, potensi untuk menjaring klien baru juga semakin besar. Jadi sehat dapat, relasi bertambah, dan semangat profesi juga makin kuat,” kata Ayi. (bl)

IRC, Hadiah Kasih Sayang untuk IKPI dari Pulau Dewata

IKPI, Bali: Semangat baru tengah mengalir di tubuh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Dari Pulau Dewata, komunitas lari IKPI Runner Community (IRC) lahir sebagai wujud cinta dan kepedulian terhadap kesehatan serta kebersamaan antaranggota organisasi.

Koordinator IRC Bali, Gusti A. Dian Kemala Dewi atau akrab disapa Gekdian, menyebut terbentuknya komunitas ini sebagai “hadiah kasih sayang” untuk seluruh anggota IKPI di Indonesia. Ia menilai, kehadiran IRC menjadi pengingat penting bahwa olahraga adalah kebutuhan, bukan paksaan.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

“Dengan adanya IRC ini seperti sebuah hadiah bentuk kasih sayang terhadap IKPI dan seluruh anggotanya. Komunitas ini mengingatkan kembali bahwa olahraga adalah suatu kebutuhan, bukan paksaan. Dengan berlari bersama, anggota jadi lebih semangat berolahraga, sehat, bugar, dan produktif dalam keseharian,” ujar Gekdian, Senin (27/10/2025).

Meski tidak ikut berlari bersama rekan-rekannya di Bali, Gekdian turut menghadiri acara pembentukan IRC secara resmi di Jakarta, dan ikut berlari bersama Ketua Umum IKPI Vaudy Starworld serta para anggota lainnya. Ia menyebut momen tersebut penuh makna karena memperlihatkan semangat persatuan antaranggota dari berbagai daerah.

(Foto: Istimewa)

Menurut Gekdian, terbentuknya IRC tak hanya menjadi sarana menyehatkan tubuh, tetapi juga mempererat hubungan dan memperluas jaringan IKPI hingga ke berbagai kalangan, bahkan ke tingkat internasional. “IRC bukan hanya tentang olahraga, tapi juga tentang membangun relasi dan memperkenalkan IKPI di ranah yang lebih luas. Ini langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Sebagai langkah penguatan, Gekdian mengusulkan pembentukan struktur organisasi khusus dalam IRC agar program kerja lebih terarah. Program tersebut dapat mencakup kegiatan charity run, fun match, hingga event running yang diselipkan dengan edukasi perpajakan. Ia menegaskan bahwa dibutuhkan dukungan pengurus serta konsistensi anggota agar komunitas ini tetap kokoh dan berkelanjutan.

(Foto: Istimewa)

Sementara itu, anggota IKPI Denpasar, Wiwik Prabu, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kehadiran IRC. “Dengan dibentuknya IRC, IKPI punya sarana bagus untuk memperkenalkan diri ke masyarakat umum. Ini juga bentuk kepedulian terhadap gaya hidup sehat dan mempererat solidaritas antaranggota,” ujarnya.

Antusiasme anggota IKPI Bali pun sangat tinggi. Dalam kegiatan perkenalan IRC di Denpasar, tercatat sekitar 67 anggota IKPI hadir bersama keluarga dan staf kantor. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Pengda IKPI Bali & Nusa Tenggara, serta Ketua IKPI Cabang Denpasar, Ketua IKPI Mataram, dan Ketua IKPI Singaraja sebagai bentuk dukungan.

(Foto: Istimewa)

“Semangat teman-teman luar biasa. Dengan kegiatan rutin dan event lari ke depan, saya yakin IRC akan menjadi kebanggaan baru bagi IKPI bukan hanya di Bali, tapi juga di seluruh Indonesia,” tutup Wiwik. (bl)

Kepada 44 Anggota Tetap Baru, Ketum IKPI Tegaskan Konsultan Pajak Adalah Penjaga Kepercayaan Publik

IKPI, Jakarta: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld menegaskan bahwa profesi konsultan pajak memiliki tanggung jawab besar sebagai penjaga kepercayaan publik antara negara dan wajib pajak. Hal ini disampaikan Vaudy saat membuka acara Inaugurasi dan Pembekalan Anggota Tetap Baru IKPI (Brevet A) yang diikuti oleh 44 anggota tetap baru di Gedung IKPI, Pejaten, Jakarta, Senin (27/10/2025).

“Inaugurasi ini bukan sekadar seremoni, tetapi awal dari pengabdian profesional sebagai konsultan pajak. Konsultan pajak bukan hanya penyedia jasa, melainkan penjaga kepercayaan publik,” tegas Vaudy dalam sambutannya di hadapan para peserta.

(Foto: Deprtemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Menurutnya, konsultan pajak berperan strategis sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan kepatuhan sukarela (voluntary compliance) dan mendorong peningkatan penerimaan negara melalui sistem perpajakan yang sehat dan adil.

Rumah Besar Profesi Konsultan Pajak

Dalam sambutannya, Vaudy menggambarkan peran konsultan pajak sebagai penengah antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan wajib pajak.

“Kita ini jembatan dua arah: menyampaikan kebijakan pemerintah kepada wajib pajak, sekaligus menyampaikan aspirasi wajib pajak kepada otoritas pajak,” ujarnya.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Dengan lebih dari 7.500 anggota aktif yang tersebar di seluruh Indonesia, IKPI disebut Vaudy sebagai rumah besar profesi konsultan pajak tempat para profesional perpajakan tumbuh, belajar, dan berjejaring.

“Bergabung dengan IKPI berarti menjadi bagian dari komunitas yang menjaga integritas dan berkontribusi nyata untuk bangsa,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Vaudy menekankan bahwa setiap anggota baru memikul dua amanah besar: amanah keilmuan dan amanah moral.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

“Peraturan perpajakan berubah cepat. Konsultan pajak harus terus belajar agar tidak tertinggal. Tapi yang lebih penting, kita harus menjaga kejujuran dan tanggung jawab moral,” tegasnya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan kompetensi, IKPI memberikan voucher pelatihan profesional (PPL) sebesar 50% bagi seluruh peserta inaugurasi.

Langkah ini, kata Vaudy, menjadi wujud nyata komitmen IKPI dalam mendorong pembelajaran berkelanjutan di kalangan anggotanya.

(Foto/Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Vaudy juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dan saling percaya antaranggota IKPI.

“Sekali kepercayaan hilang, akan sulit dikembalikan. Karena itu, jagalah integritas, baik di depan klien maupun di antara sesama anggota,” ujarnya.

Untuk memperkuat silaturahmi dan jejaring profesional, IKPI kini mengembangkan berbagai komunitas minat seperti golfer, runner, tenis, dan biliar.

Melalui kegiatan ini, anggota diharapkan dapat saling mengenal, berkolaborasi, dan membangun kepercayaan dalam suasana yang positif.

60 Tahun Mengabdi untuk Nusabangsa

Memasuki usia ke-60, IKPI terus memperkuat eksistensinya sebagai asosiasi konsultan pajak terbesar di Indonesia.

Organisasi ini telah meraih dua Rekor MURI, yakni sebagai penyelenggara donor darah terbesar dari profesi konsultan pajak dan asosiasi konsultan pajak dengan jumlah anggota terbanyak.

“Kami adalah penerus perjuangan para pendiri IKPI. Kini tugas kita melanjutkan estafet itu dengan membangun organisasi yang semakin kuat dan profesional,” ujar Vaudy.

Acara inaugurasi juga disertai dengan prosesi pemasangan selempang dan penyematan pin IKPI kepada seluruh 44 anggota tetap baru, disertai pekik semangat bersama:

“IKPI untuk Nusabangsa! IKPI Pasti Bisa! IKPI Jaya, Jaya, Jaya!” (bl)

Tegas, Ketum IKPI Sebut Konsultan Pajak Jangan Mau Diatur Klien!

IKPI, Tangerang Selatan: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Vaudy Starworld, mengingatkan seluruh konsultan pajak agar tidak kehilangan jati diri profesionalnya dalam memberikan layanan kepada wajib pajak. Ia menegaskan bahwa kedudukan konsultan pajak dan klien harus seimbang, bukan relasi “atasan dan bawahan” yang membuat konsultan terjebak dalam tekanan kepentingan klien.

Pernyataan tegas itu disampaikan Vaudy saat membuka Seminar Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPL) IKPI Cabang Kota Tangerang, Sabtu (25/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan konsultan pajak “bukan patuh” pada keinginan klien, namun wajib mengikuti aturan perpajakan. Edukasi ke klien untuk memahami peraturan perpajakan membuat Konsultan pajak mempunyai integritas.

“Konsultan pajak bukan tukang teken! Jangan mau diatur oleh klien dalam pelaporan pajak, karena yang rugi justru konsultan itu sendiri,” tegas Vaudy di hadapan ratusan peserta seminar.

Menurutnya, profesionalisme konsultan pajak bukan sekadar soal kemampuan menghitung kewajiban pajak atau administrasi, tetapi juga keberanian menegakkan etika dan aturan. Ia mengingatkan bahwa setiap keputusan atau laporan yang disusun atas dasar tekanan klien bisa berdampak hukum serius dan mencederai reputasi profesi.

“Kalau konsultan mengikuti saja keinginan klien tanpa dasar yang benar, itu sama saja menyerahkan integritas kita. Padahal, masyarakat dan otoritas pajak menaruh kepercayaan besar kepada profesi ini,” tambahnya.

Vaudy juga menekankan pentingnya pendidikan berkelanjutan (PPL) untuk memperkuat kompetensi dan ketegasan moral konsultan pajak di tengah kompleksitas regulasi perpajakan yang terus berkembang. “Dengan pemahaman yang kuat, konsultan akan punya posisi tawar yang jelas. Tidak bisa diintervensi atau diarahkan semaunya,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, ia mengajak kepada seluruh anggota IKPI agar menjaga kehormatan profesi melalui sikap independen, jujur, dan berintegritas tinggi. “Konsultan pajak harus berdiri tegak di atas aturan, bukan di bawah tekanan klien,” kata Vaudy menegaskan.

Seminar PPL tersebut dihadiri ratusan anggota IKPI dari berbagai daerah di Banten dan menjadi ajang penting untuk memperkuat sinergi, profesionalisme, serta etika kerja di kalangan konsultan pajak Indonesia. (bl)

IKPI Runner Community Siap Pecahkan Rekor MURI, Tahun Depan Gelar Event Lari Akbar di Jakarta

IKPI, Jakarta: Semangat baru tengah mengalir di tubuh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Setelah resmi meluncurkan IKPI Runner Community (IRC) di Gedung IKPI, Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (26/10/2025), organisasi profesi konsultan pajak tertua dan terbesar ini kini bersiap mencetak sejarah baru. Melalui komunitas lari tersebut, IKPI berencana menggelar event lari akbar pada tahun 2026 di Jakarta dengan target memecahkan Rekor MURI sebagai kegiatan lari dengan peserta profesi konsultan pajak terbanyak di Indonesia.

Koordinator IRC, Taslim Syahputra, menyampaikan bahwa langkah ini bukan sekadar kegiatan olahraga biasa, melainkan bentuk nyata transformasi IKPI menuju organisasi yang lebih sehat, dinamis, dan berenergi.

“Kami ingin membangun citra baru bahwa konsultan pajak bukan hanya berkutat di meja kerja, laporan, dan angka. Kami juga komunitas yang aktif, sehat, dan memiliki semangat kebersamaan tinggi. Melalui IRC, kami ingin menunjukkan bahwa profesionalisme dan gaya hidup sehat bisa berjalan beriringan,” ujar Taslim.

Taslim menjelaskan, gagasan untuk membentuk komunitas pelari di lingkungan IKPI sudah lama muncul, namun baru kini diwujudkan secara resmi di bawah kepemimpinan Ketua Umum IKPI, Vaudy Starworld. Dukungan penuh dari pengurus pusat membuat IRC menjadi wadah yang inklusif, terbuka bagi seluruh anggota IKPI dari berbagai cabang daerah, tanpa memandang usia atau tingkat kemampuan berlari.

“Di IRC, yang penting bukan seberapa cepat kita berlari, tapi bagaimana kita bergerak bersama. Filosofi lari sejatinya adalah tentang konsistensi dan daya tahan dua hal yang juga sangat relevan dengan profesi konsultan pajak,” tambahnya.

Event besar yang direncanakan tahun depan di Jakarta, lanjut Taslim, akan menjadi ajang unjuk kebersamaan sekaligus bentuk promosi positif profesi konsultan pajak kepada masyarakat luas. Selain mengejar target Rekor MURI, panitia juga menyiapkan konsep acara yang menarik dengan perpaduan antara olahraga, edukasi perpajakan ringan, dan kegiatan sosial.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi perayaan kebersamaan. Nanti akan ada edukasi pajak untuk publik, sesi fun run, hingga penggalangan dana untuk kegiatan sosial. Jadi, tidak hanya sehat, tapi juga bermanfaat bagi sesama,” ungkapnya.

Taslim menilai bahwa pembentukan IRC juga merupakan bentuk implementasi nyata dari nilai-nilai yang selalu dijunjung tinggi IKPI integritas, profesionalisme, dan kebersamaan. Melalui olahraga, para anggota dapat saling mengenal lebih dekat di luar konteks pekerjaan, membangun relasi yang lebih kuat, dan memperkuat solidaritas lintas cabang maupun generasi.

“Berlari bersama itu melatih empati dan kebersamaan. Kadang kita harus melambat untuk menunggu rekan yang tertinggal, kadang kita harus memberi semangat bagi yang hampir menyerah. Itulah semangat yang ingin kami tanamkan di IRC,” kata Taslim.

Ketua Umum IKPI, Vaudy Starworld, dalam sambutannya saat peluncuran IRC menegaskan bahwa komunitas ini merupakan bagian dari upaya organisasi untuk menyeimbangkan antara kesehatan fisik dan mental anggota. Menurutnya, profesi konsultan pajak kerap menghadapi tekanan tinggi dalam pekerjaan, sehingga kegiatan positif seperti olahraga sangat penting untuk menjaga keseimbangan hidup.

“Kita ingin konsultan pajak Indonesia bukan hanya cerdas dan berintegritas, tetapi juga sehat, bugar, dan bahagia. IRC adalah simbol energi baru IKPI,” ujar Vaudy di hadapan para anggota yang hadir.

Vaudy berharap bisa menambah rekor MURI yang telah dimiliki IKPI. “Kami telah mendapatkan dua rekor MURI pada 2025 ini, sebagai organisasi profesi yang menggelar aksi donor darah nasional dengan jumlah pendonor lebih dari 6.000 dan sebagai asosiasi konsultan pajak dengan jumlah terbesar di Indonesia yakni mencapai lebih dari 7.200 anggota, katanya.

Dengan semangat Run Together, Grow Stronger, IKPI Runner Community diharapkan menjadi wadah inspiratif bagi para profesional pajak di seluruh Indonesia. Komunitas ini tidak hanya berlari untuk rekor, tetapi juga berlari untuk membangun kesehatan, mempererat persaudaraan, dan menegaskan eksistensi konsultan pajak sebagai profesi yang aktif berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

“Kami berlari bukan untuk meninggalkan siapa pun di belakang, tapi untuk memastikan semua bisa sampai di garis akhir bersama-sama,” tutup Taslim Syahputra dengan penuh optimisme. (bl)

Resmikan IKPI Runners, Ketum Vaudy: Lari Jadi Simbol Solidaritas dan Profesionalisme Konsultan Pajak

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

IKPI, Jakarta: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld meresmikan pembentukan IKPI Runners Community, Minggu (26/10/2025), di Kantor Pusat IKPI, Pejaten, Jakarta Selatan. Ia mengajak seluruh anggota untuk menjadikan olahraga bukan sekadar rutinitas, melainkan ruang silaturahmi, solidaritas, dan jejaring profesional lintas generasi.

“IKPI Runners bukan sekadar olahraga, tetapi jejaring hati dan persaudaraan,” seru Vaudy di kepada anggota yang ikut hadir via Zoom Meeting dari berbagai daerah, termasuk Bali, Surabaya, dan Semarang.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Seperti biasanya, Vaudy membuka acara dengan pantun jenaka:

“Sepatu dipakai semana umpada,

Berkeringat tapi hati bahagia,

IKPI Runners wadah bersama,

Untuk sehat, bersahabat, dan meningkatkan IKPI tercinta.”

Ia menegaskan, komunitas olahraga seperti IKPI Runners merupakan bukti bahwa organisasi konsultan pajak terbesar di Indonesia ini bukan hanya fokus pada dunia perpajakan, tetapi juga keseimbangan antara kesehatan jasmani, mental, dan kolaborasi sosial.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Dari Lari ke Relasi dan Bangun Jaringan di Luar Dunia Pajak

Menurut Vaudy, komunitas-komunitas di bawah IKPI – mulai dari golf, lari, hingga rencana pembentukan komunitas tenis dan padel – diharapkan menjadi jembatan kolaborasi antaranggota, sekaligus sarana memperluas relasi dengan masyarakat di luar profesi konsultan pajak.

“Tujuannya jelas yakni membuka relasi baru. Ketika mereka butuh konsultan pajak, nama anggota IKPI yang sudah dikenal akan menjadi prioritas,” jelasnya.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Vaudy juga berharap komunitas-komunitas olahraga serupa dan seni untuk memperkuat semangat kebersamaan dan memperluas jaringan.

Lintas Generasi

IKPI Runners disebut Vaudy sebagai wadah lintas generasi. Ia menyoroti kehadiran para senior berusia 70-an tahun seperti Koderi dan Rusmadi yang masih aktif berlari. “Luar biasa, mereka guru sekaligus inspirasi bagi yang muda. Di IKPI, usia bukan penghalang untuk tetap aktif dan bersemangat,” katanya disambut tepuk tangan.

(Foto: Departemen Humas PP-IKPI/Bayu Legianto)

Incar Rekor MURI Lagi

Usai sukses mencatat dua rekor MURI sebelumnya sebagai asosiasi pendonor darah terbanyak (6.400 orang) dan asosiasi profesi dengan anggota terbanyak Vaudy menargetkan pencapaian baru.

“Tahun depan, saat HUT ke-61 IKPI, kita kejar rekor MURI lagi. Kali ini untuk penyelenggara maraton profesi keuangan terbanyak di Indonesia,” ujarnya penuh antusias.

Ia berpesan agar komunitas ini adalah cerminan IKPI sebagai rumah besar para konsultan pajak tempat bernaung, bersahabat, dan berkolaborasi. Mari kita jaga semangat profesionalisme, jadikan IKPI organisasi yang dinamis, inklusif, dan solid di seluruh Indonesia. (bl)

Vaudy Starworld Kembali Ingatkan Anggota IKPI Segera Aktivasi Coretax, Jangan Tunggu Akhir Masa Pelaporan!

IKPI, Tangerang Selatan: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld kembali menegaskan pentingnya kesiapan para konsultan pajak dalam menghadapi era digitalisasi perpajakan. Ia mengimbau seluruh anggota IKPI di seluruh Indonesia untuk segera melakukan aktivasi akun Coretax, tanpa menunggu hingga akhir masa pelaporan.

Pesan tersebut disampaikan Vaudy saat membuka Seminar Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPL) IKPI Cabang Tangerang Selatan, Sabtu (25/10/2025). Dalam sambutannya, Vaudy menekankan bahwa Coretax merupakan bagian penting dari sistem administrasi perpajakan modern yang harus segera diadaptasi oleh para profesional pajak.

“Saya mengajak seluruh anggota IKPI untuk segera aktivasi akun Coretax, jangan menunggu hingga akhir masa pelaporan. Kalau semua menunda, nanti di akhir Maret sistem bisa padat, lalu yang disalahkan Coretax. Padahal seharusnya kita bisa antisipasi dari sekarang,” ujar Vaudy.

Ia juga mengingatkan bahwa anggota IKPI memiliki tanggung jawab moral dan profesional untuk mengimbau para klien mereka agar melakukan hal serupa. Dengan demikian, pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan Badan dapat berjalan lancar tanpa kendala teknis di sistem.

“Mohon rekan-rekan juga segera mengingatkan klien-klien Anda untuk aktivasi Coretax. Jangan menunggu sampai detik-detik terakhir. Kita bantu mereka agar pelaporan nanti tidak menumpuk,” tambahnya.

Vaudy menilai kebiasaan sebagian wajib pajak yang menunda pelaporan hingga mendekati tenggat waktu sering kali menjadi sumber masalah, termasuk gangguan akses sistem. Karena itu, ia mendorong para konsultan pajak untuk mengubah pola kerja dengan melaporkan SPT lebih awal, bukan di menit-menit akhir.

“Kalau kita laporkan di awal masa pelaporan, semua akan lebih mudah. Ini bagian dari profesionalisme kita sebagai konsultan pajak,” tegasnya.

Seminar PPL IKPI Tangerang kali ini dihadiri ratusan anggota dan praktisi pajak. Selain membahas strategi adaptasi terhadap sistem Coretax, kegiatan tersebut juga menyoroti implementasi PP Nomor 43 Tahun 2025 tentang Konsultan Pajak, yang disebut Vaudy sebagai momentum peningkatan standar profesionalisme di bidang perpajakan. (bl)

PP 43/2025 Jadi Titik Balik Profesionalisme KP, Ketum IKPI: Dibutuhkan Kombinasi Pengalaman dan Kompetensi

IKPI, Tangerang Selatan: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Vaudy Starworld, menegaskan bahwa terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2025 menandai era baru profesionalisme di bidang konsultan pajak (KP). Aturan ini, kata Vaudy, menuntut para praktisi tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memiliki kompetensi formal yang diakui secara profesional.

Hal tersebut disampaikan Vaudy saat membuka Seminar Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPL) IKPI Cabang Tangerang Selatan bertema “Kupas Tuntas PER-11/PJ/2025, PER-8/PJ/2025, serta Update Terbaru Pengisian SPT Badan di Coretax”, Sabtu (25/10/2025). Dalam forum yang dihadiri ratusan anggota IKPI itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pengalaman lapangan dan kompetensi akademik untuk menjawab tantangan baru regulasi keuangan dan perpajakan nasional.

“PP 43/2025 ini bukan hanya soal kewajiban pelaporan, tetapi pesan kuat dari pemerintah agar profesi kita semakin profesional. Pengalaman tetap penting, tapi kini harus dibarengi dengan kompetensi dan sertifikasi yang jelas,” ujar Vaudy.

Ia menjelaskan, PP 43/2025 mengatur bahwa pihak yang disebut sebagai pelapor seperti bank, perusahaan pembiayaan, asuransi, hingga lembaga fintech wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara akurat. Namun, laporan tersebut hanya boleh disusun oleh pihak yang memiliki kompetensi akuntansi yang memadai atau profesi penunjang sektor keuangan seperti akuntan berpraktik maupun akuntan publik.

“Artinya, tidak semua orang bisa menyusun laporan keuangan. Hanya mereka yang punya integritas dan kemampuan profesional yang bisa melakukannya,” tambah Vaudy.

Lebih lanjut Vaudy mengungkapkan, PP ini mengatur mengenai pelaporan keuangan yang prosesnya dilakukan oleh pelapor dalam rangka menyajikan laporan keuangan kepada pengguna laporan keuangan. 

Adapun ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi: 

1) Laporan Keuangan; 

2) Komite Standar; 

3) Penyelenggaraan PBPK; 

4) dukungan ekosistem Pelaporan Keuangan; dan 

5) sanksi administratif.

Sebagai langkah strategis, Vaudy mendorong anggota IKPI yang selama ini menangani pembukuan untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) program lanjutan bagi lulusan S1 untuk memperoleh gelar profesi Akuntan (Ak) sekaligus mempersiapkan diri mengikuti ujian sertifikasi profesional yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Menurutnya, kebijakan baru pemerintah ini sekaligus menjadi momentum introspeksi bagi konsultan pajak untuk memperkuat kualitas layanan. “Kita tidak bisa hanya menjadi pelaksana administrasi pajak. Konsultan pajak masa depan harus bisa membaca laporan keuangan dengan akurasi tinggi dan memahami implikasi fiskalnya,” tegas Vaudy.

Ia juga menekankan bahwa langkah peningkatan kompetensi tersebut akan memperkuat posisi konsultan pajak sebagai mitra strategis pemerintah dan dunia usaha dalam membangun sistem perpajakan yang kredibel dan berintegritas.

“Profesionalisme kita diuji bukan hanya dari jam terbang, tapi dari kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan regulasi. PP 43/2025 ini adalah titik balik menuju profesi yang lebih diakui, dihormati, dan dipercaya,” pungkasnya.

Seminar PPL IKPI Tangerang tersebut turut menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi akuntansi yang membahas secara mendalam implikasi teknis PP 43/2025 terhadap peran dan tanggung jawab konsultan pajak di era keterbukaan keuangan. 

Sekadar informasi, IKPI saat ini bekerja sama dengan PPAK Universitas Trisakti untuk memfasilitasi anggota mendapatkan gelar akuntan. “Saya imbau seluruh anggota bisa memanfaatkan kesempatan baik ini,” ujarnya. (bl)

Eks Hakim Pajak Soroti Ketimpangan dan “Kepastian Semu” dalam Hukum Pajak

IKPI, Jakarta: Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (BPSP) periode 1997–1999, Nuryadi Mulyodiwarno, melontarkan kritik terhadap lemahnya kepastian hukum dan ketimpangan dalam sistem perpajakan Indonesia.

“Kalau putusan dibacakan dua tahun setelah diputus, lalu di mana certainty principle?” sindir Nuryadi saat menjadi narasumber dalam Diskusi Panel bertajuk “Substance Over Form: Saat Fiskus dan Wajib Pajak Beradu Makna di Balik Transaksi?” yang digelar Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Jumat (24/10/2025).

Dalam forum yang turut menghadirkan pakar pajak seperti Guru Besar Fakulyas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Haula Rosdiana, M.Si, Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak periode (2010-2015) Catur Rini Widosari, dan Henro Susanto (Wakil Ketua Departemen Hukum IKPI), Nuryadi menilai praktik perpajakan di Indonesia sering kali hanya terlihat tertib secara administratif, namun jauh dari efisien dan pasti dalam penerapannya.

“Dulu di BPSP, putusan dibacakan sehari setelah ditetapkan. Sekarang? Bisa setahun lebih. Bagaimana mau disebut efisien dan pasti?” ujarnya.

Ia menyoroti lamanya proses keberatan dan sengketa pajak yang dianggap bertentangan dengan prinsip kepastian hukum. “Sudah empat puluh tahun sistem keberatan tetap 12 bulan seperti tahun 1983. Katanya reformasi, tapi praktiknya stagnan,” tegasnya.

Tak hanya soal waktu penyelesaian perkara, Nuryadi juga menyoroti dasar hukum sejumlah kebijakan modern di bidang perpajakan yang menurutnya terlalu lemah. Ia mencontohkan sistem Coretax yang disebutnya belum memiliki payung hukum yang memadai. “Sistem sebesar itu seharusnya diatur undang-undang, bukan sekadar surat keputusan atau edaran. Ini contoh form yang mengalahkan substance,” ujarnya.

Pria yang pernah menjabat Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan (1992–1997) itu menegaskan, perdebatan substance over form bukan hanya isu akademik, melainkan menyangkut arah kebijakan fiskal dan keadilan ekonomi. “Kalau aturan dibuat tanpa memahami substansi ekonomi, yang lahir hanyalah kepatuhan semu,” katanya.

Ia juga menyoroti ketimpangan sosial dalam kebijakan pajak yang masih berpihak pada kelompok kuat. “Rakyat kecil beli sarung kena PPN, sementara pengusaha besar mendapat insentif. Ini bukan sekadar soal regulasi, tapi moralitas fiskal,” ujarnya.

Nuryadi menekankan, reformasi pajak sejati harus dimulai dari perubahan paradigma. “Pajak bukan sekadar alat pungut, tapi alat pemerataan. Dan pemerataan tidak mungkin terjadi kalau hukum pajak sendiri tidak adil,” tegasnya.

Ia menyerukan agar para konsultan pajak tidak hanya terpaku pada teks peraturan, tetapi juga memahami makna ekonominya. “Kalau kita ingin memperbaiki penerimaan negara, jangan hanya bicara form. Dalami substansinya. Karena hukum pajak yang kuat hanya lahir dari niat yang adil,” pungkasnya. (bl)

id_ID