Dr Irwan Wisanggeni Beri Rahasia Membuat Judul Penulisan Menarik

IKPI, Jakarta: Dalam sesi pelatihan penulisan artikel, Dr. Irwan Wisanggeni  yang digelar secara daring oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Selasa (23/12/2025) ditegaskan bahwa judul memiliki peran penting sebagai pintu pertama pembaca memasuki sebuah tulisan. Karena itu, kesalahan umum penulis pemula yakni membuat judul panjang, kaku, dan terlalu teknis perlu dihindari.

Dosen yang juga merupakan Anggota IKPI ini juga menyatakan, sebuah judul idealnya, pertama, singkat namun bermakna, sehingga mudah diingat dan tidak melelahkan pembaca.

Kedua, membangkitkan rasa ingin tahu, tanpa harus memanipulasi atau berlebihan.

Ketiga, mengandung unsur kebaruan, sehingga pembaca merasa memperoleh perspektif baru.

Keempat, tetap relevan dengan isu yang sedang berkembang, terutama isu yang memiliki dampak luas.

Ia mencontohkan sejumlah judul opininya yang pernah dimuat media nasional, seperti “Jalan Terjal Penerimaan Pajak”, “Jejak Insentif Pajak”, dan “Kaji Ulang PTKP”. Judul-judul tersebut singkat, langsung pada inti isu, namun tetap mengundang pembaca untuk mengetahui lebih jauh.

Irwan juga menekankan bahwa tulisan untuk media umum tidak perlu terlalu teknis. Pendekatan makro, analitis, namun mudah dipahami, dianggap lebih efektif.

“Kalau menulis untuk publik, jangan terlalu rumit. Gunakan bahasa yang sederhana, tapi tetap memberikan pencerahan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk tulisan ilmiah seperti jurnal atau publikasi internasional, menurut Irwan, diperlukan struktur berbeda: metodologi jelas, data kuat, dan analisis mendalam.

Ia juga kembali mengingatkan pentingnya membaca sebagai fondasi menulis.

“Makin banyak membaca, makin terbentuk logika dan bahasa tulisan. Dari situ, tulisan akan mengalir dengan sendirinya,” katanya. (bl)

Menulis Bukan Sekadar Hobi, Tetapi Cara Tinggalkan Jejak dan Mengabdi pada Ilmu

IKPI, Jakarta: Menulis bukan hanya soal merangkai kata, tetapi cara meninggalkan jejak pemikiran di dunia. Hal ini disampaikan Anggota IKPI dan juga Dosen di Univesrsitas Pelita Harapan, Dr. Irwan Wisanggeni dalam sesi pelatihan penulisan artikel dan buku yang digelar IKPI secara daring, Selasa (23/12/2025).

Mengutip pemikiran sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer, Irwan menegaskan bahwa siapa pun betapapun pandainya akan hilang dari sejarah bila tidak menuliskan gagasannya.

“Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” kata Irwan pada sesi hang dihadiri hampir 300 peserta tersebut.

Menurut Irwan, banyak tokoh Indonesia dikenang bukan hanya karena ide-idenya, tetapi karena mereka menuliskannya. Ia mencontohkan Pram dan Suhogi yang meninggalkan warisan buku, artikel, dan gagasan besar yang masih dibaca hingga kini.

Ia menekankan bahwa menulis tidak harus selalu berat. Artikel di media bisa menjadi sarana menyampaikan gagasan sederhana, tetapi bermanfaat.

Namun yang terpenting, kata dia, tulisan harus memberi nilai:

• membuka wawasan,

• memberi solusi,

• dan mendorong pembaca berpikir.

“Kalau tulisan tidak memberi pencerahan, redaksi biasanya enggan memuat. Kritik boleh tapi harus ada solusi,” ujarnya.

Selain itu, Irwan mengingatkan agar penulis tidak takut ditolak. Ia mengaku berkali-kali ditolak media besar sebelum akhirnya dimuat.

“Semakin sering ditolak, seharusnya kita semakin kuat. Itu bagian dari proses.”

Bagi Irwan, menulis adalah ladang amal berbagi ilmu, pengalaman, dan pemikiran meski tanpa imbalan. (bl)

Ing Ing Cindy Eva: Kepemimpinan Daerah IKPI Bertumpu pada Kolaborasi, Keluarga, dan Pendekatan Humanis

IKPI, Jakarta: Peran perempuan dalam memimpin organisasi profesi turut menjadi sorotan dalam Talkshow Edisi Hari Ibu IKPI bertema “Perempuan IKPI: Berbagi Waktu antara Karier Profesi dan Keluarga” yang digelar secara online pada Senin, (22/12/2025) oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI).

Ketua Pengurus Daerah IKPI Kepulauan Riau, Ing Ing Cindy Eva, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar memimpin organisasi di daerah adalah mengajak pengurus dan anggota untuk tetap aktif di tengah kesibukan profesional masing-masing.

Ia memahami bahwa setiap anggota memiliki jadwal padat, mulai dari mengelola kantor hingga memenuhi janji dengan fiskus. Oleh karena itu, pendekatan formal seperti rapat rutin tidak selalu efektif untuk membangun kebersamaan organisasi.

Sebagai solusi, Ing Ing Cindy memilih pendekatan yang lebih santai dan humanis. Ia kerap mengajak pengurus dan anggota bertemu secara informal, seperti ngopi bersama, untuk membuka ruang diskusi ringan namun bermakna tentang profesi, regulasi baru, hingga tantangan di lapangan.

Menurutnya, diskusi informal justru sering melahirkan solusi dan memperkuat sinergi antaranggota. Ia juga mendorong ketua cabang dan pengurus lainnya untuk aktif membangun komunikasi serupa agar organisasi tetap hidup dan solid.

Di sisi lain, Ing Ing Cindy menaruh perhatian besar pada hubungan IKPI dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di wilayah Kepulauan Riau. Ia berupaya menjaga komunikasi yang baik dengan Kanwil dan KPP setempat sebagai mitra strategis organisasi.

Hubungan yang harmonis tersebut membuahkan hasil positif. IKPI Kepulauan Riau kerap dilibatkan dalam berbagai kegiatan kolaboratif bersama DJP, termasuk acara peringatan tertentu yang bahkan tidak melibatkan organisasi profesi lain.

Dalam kehidupan pribadi, Ing Ing Cindy juga harus menyeimbangkan peran sebagai pemimpin organisasi, konsultan pajak, istri, dan ibu. Diskusi profesional dengan suami yang juga konsultan pajak kerap terjadi, bahkan hingga ke rumah, namun ia memastikan hal tersebut tidak mengganggu keharmonisan keluarga.

Menurutnya, perbedaan sudut pandang justru memperkaya pemahaman terhadap aturan pajak. Diskusi internal di rumah dan tim kerja menjadi bekal penting sebelum berdialog dengan fiskus maupun klien.

Menutup paparannya, Ing Ing Cindy menyebut perempuan IKPI, khususnya di daerah, sebagai sosok “tangguh”. Ia menilai perempuan mampu menjalani peran profesional dan keluarga secara seimbang, dengan tetap menghadirkan kehangatan bagi anak-anak dan keluarga, sebagaimana semangat Hari Ibu yang diperingati dalam kegiatan IKPI tersebut. (bl)

Jeklira Tampubolon: Dukungan Keluarga dan Jejaring Global Kunci Perempuan IKPI Bertahan dan Berkembang

IKPI, Jakarta: Peran perempuan dalam profesi konsultan pajak kembali menjadi sorotan dalam Talkshow Edisi Hari Ibu IKPI bertema “Perempuan IKPI: Berbagi Waktu antara Karier Profesi dan Keluarga” yang diselenggarakan pada Senin (22/12/2025), oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI).

Anggota Departemen Hubungan Internasional IKPI, Jeklira Tampubolon, menekankan bahwa dukungan keluarga merupakan fondasi utama bagi perempuan konsultan pajak untuk bertahan dalam tekanan profesi yang tinggi.

Ia mengenang masa-masa awal berkarier ketika beban pekerjaan sangat berat, terutama saat periode pelaporan pajak. Lembur hingga pagi hari bahkan berlanjut ke hari berikutnya menjadi hal yang lumrah, kondisi yang menuntut pengertian dan kepercayaan penuh dari keluarga.

Menurut Jeklira, kepercayaan dari pasangan tidak datang secara instan. Kepercayaan itu dibangun melalui waktu, konsistensi, dan profesionalisme. Setelah keluarga memahami karakter pekerjaan konsultan pajak, tekanan psikologis pun berkurang secara signifikan.

Dalam kapasitasnya di Departemen Hubungan Internasional IKPI, Jeklira aktif mendukung kerja sama lintas negara, khususnya dengan negara-negara anggota Asia Oceania Tax Consultants’ Association (AUTKA). Forum ini menjadi wadah penting untuk memperluas wawasan dan jejaring konsultan pajak Indonesia di tingkat global.

Ia menilai keikutsertaan dalam forum internasional memberi manfaat nyata, mulai dari peningkatan kepercayaan diri, kemampuan komunikasi lintas budaya, hingga peluang kolaborasi profesional. Bahkan, tidak jarang jejaring yang terbangun berujung pada kerja sama konkret antarnegara.

Jeklira juga menyoroti keunikan perempuan Indonesia yang harus menjalankan peran profesional sekaligus menjaga relasi keluarga besar. Menurutnya, kompleksitas budaya tersebut justru membentuk ketangguhan yang menjadi keunggulan perempuan konsultan pajak Indonesia di mata internasional.

Dalam mengelola tim profesional, Jeklira menekankan pentingnya menempatkan sumber daya manusia sebagai aset utama. Ia percaya bahwa perhatian terhadap kesejahteraan dan pengembangan staf menjadi kunci menjaga keberlanjutan organisasi dan rendahnya tingkat pergantian karyawan.

Menutup paparannya, Jeklira berpesan kepada konsultan pajak muda, khususnya perempuan, untuk memastikan profesi ini dijalani dengan passion. “Jika sudah yakin, manfaatkan usia muda untuk belajar, membangun kredensial, dan memperluas exposure agar tidak tertinggal oleh perkembangan teknologi,” ujarnya.

Talkshow Hari Ibu IKPI yang berlangsung pada 22 Desember 2025 tersebut juga menghadirkan Ratna Febrina, Ketua Departemen Hukum IKPI, serta Ing Ing Cindy Eva, Ketua Pengurus Daerah IKPI Kepulauan Riau, dengan Indah Citraningtyas selaku moderator. (bl)

Ratna Febrina: Dukungan Keluarga Fondasi Utama Perempuan IKPI Menjaga Karier dan Organisasi

IKPI, Jakarta: Ketua Departemen Hukum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Ratna Febrina, menegaskan bahwa keberhasilan perempuan dalam profesi konsultan pajak tidak dapat dilepaskan dari peran dan dukungan keluarga. Pesan ini disampaikan dalam peringatan Hari Ibu yang digelar secara online oleh IKPI, Senin (22/12/2025) yang menyoroti pentingnya keseimbangan antara karier dan kehidupan rumah tangga.

Menurut Ratna, profesi konsultan pajak memiliki ritme kerja yang dinamis dan kerap diwarnai tenggat waktu ketat. Permintaan klien, proses pemeriksaan, hingga sengketa pajak sering kali menuntut kesiapan profesional di luar jam kerja formal.

Dalam situasi tersebut, dukungan pasangan menjadi faktor krusial. Ratna menekankan bahwa izin dan kepercayaan dari suami memberikan ketenangan batin bagi perempuan untuk menjalankan tanggung jawab profesionalnya secara optimal tanpa beban psikologis berlebihan.

Selain dukungan keluarga, kemampuan mengatur waktu dan mendelegasikan pekerjaan menjadi kunci menjaga keseimbangan peran. Ratna menilai perempuan tidak harus mengerjakan semua hal sendiri, baik di rumah maupun di kantor, agar tidak mengalami kelelahan yang berkepanjangan.

Di lingkungan organisasi, prinsip delegasi juga ia terapkan. Sebagai Ketua Departemen Hukum IKPI, Ratna membagi tugas secara proporsional, menetapkan prioritas kerja, dan mendorong penguatan kapasitas tim agar organisasi tetap berjalan efektif.

Departemen Hukum IKPI memegang peran strategis dalam menjaga tata kelola organisasi, mulai dari penelaahan perjanjian kerja sama, penyusunan regulasi internal, hingga keterlibatan dalam pembahasan kebijakan perpajakan nasional.

Ratna juga menekankan pentingnya regenerasi profesi, khususnya bagi perempuan konsultan pajak. Ia mendorong peningkatan kompetensi melalui sertifikasi dan pengalaman praktik agar konsultan pajak perempuan siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Dalam talkshow Hari Ibu IKPI tersebut, Ratna Febrina hadir sebagai narasumber bersama Jeklira Tampubolon dan Ing Ing Cindy Eva, dengan moderator Indah Citraningtyas, yang bersama-sama menegaskan bahwa dukungan keluarga adalah fondasi utama perempuan IKPI dalam menjaga harmoni antara profesi, organisasi, dan peran keibuan. (bl)

IKPI Dorong Anggota Buka Layanan Probono UMKM, Ketum Vaudy: Agar Keberadaan IKPI Dirasakan Masyarakat Sekitar

IKPI, Jakarta: Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) terus memperluas perannya dalam mendukung peningkatan literasi dan kepatuhan pajak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain menyiapkan Tax Clinic UMKM terpusat, IKPI juga mendorong para anggotanya untuk membuka layanan konsultasi pajak secara probono di kantor masing-masing.

Ketua Umum IKPI, Vaudy Starworld, menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan agar keberadaan IKPI benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, khususnya UMKM yang selama ini masih membutuhkan pendampingan perpajakan secara langsung dan mudah diakses.

Menurut Vaudy, banyak pelaku UMKM yang sebenarnya ingin patuh pajak, namun terkendala keterbatasan pemahaman dan minimnya akses konsultasi. Dengan membuka layanan probono di kantor anggota IKPI yang tersebar di berbagai daerah, UMKM diharapkan tidak lagi merasa pajak sebagai sesuatu yang rumit, menjadi beban, dan menakutkan.

“Melalui layanan probono ini, kami ingin mendekatkan konsultan pajak dengan masyarakat. UMKM bisa datang langsung ke kantor anggota IKPI di wilayahnya untuk bertanya dan belajar, tanpa harus khawatir soal biaya,” ujar Vaudy.

Ia menegaskan, program ini merupakan bentuk pengabdian profesi sekaligus kontribusi nyata IKPI dalam membantu pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Pajak, dalam melakukan edukasi perpajakan yang lebih membumi dan berkelanjutan.

Vaudy berharap, dengan semakin seringnya interaksi antara konsultan pajak dan UMKM di daerah, akan tumbuh kesadaran bahwa pajak merupakan bagian dari proses usaha yang sehat. Pendampingan yang diberikan pun difokuskan pada hal-hal praktis, mulai dari pengenalan kewajiban pajak, pencatatan sederhana, hingga pelaporan yang benar.

“Keberadaan IKPI tidak boleh hanya terasa di tingkat pusat. Justru kami ingin masyarakat mengenal IKPI di lingkungan mereka sendiri, sebagai mitra yang siap membantu UMKM berkembang dan tertib pajak,” katanya.

Melalui dorongan kepada anggota untuk aktif membuka layanan probono, IKPI optimistis peran konsultan pajak akan semakin relevan di tengah masyarakat. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi IKPI sebagai organisasi profesi yang tidak hanya berorientasi pada anggotanya, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. (bl)

Tiga Anggota KGI Raih Podium di IKPI Golf Open Tournament Desember 2025

IKPI, Bogor: Komunitas Golf IKPI (KGI) kembali menunjukkan eksistensinya dalam ajang IKPI Golf Open Tournament edisi Desember 2025 yang digelar di Bogor Raya Golf Club, Jumat (19/12/2025). Turnamen ini menjadi penutup rangkaian kegiatan olahraga IKPI sepanjang tahun sekaligus wadah silaturahmi antara anggota IKPI dan wajib pajak.

Wakil Ketua Komunitas Golf IKPI, Hijrah Hafiduddin, menyampaikan bahwa turnamen ini diikuti sekitar 32 pegolf yang berasal dari anggota IKPI, komunitas golf, serta peserta umum dari berbagai daerah. Kegiatan dimulai sejak pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB dengan total delapan flight pertandingan.

(Foto: Istimewa)

“Turnamen ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bentuk konsistensi KGI yang rutin menggelar golf minimal satu kali setiap bulan. Ini bagian dari upaya kami memperkenalkan IKPI kepada masyarakat luas melalui pendekatan yang santai dan berjejaring,” ujar Hijrah dalam keterangannya, Selasa (23/12/2025).

Ia menambahkan, melalui kegiatan olahraga seperti golf, anggota IKPI dapat membangun relasi yang lebih luas dengan berbagai kalangan. Ke depan, jejaring tersebut diharapkan dapat berkembang menjadi kerja sama profesional, khususnya dalam jasa dan edukasi perpajakan.

Turnamen Golf IKPI Part 2 ini turut dihadiri Wakil Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Nuryadin Rahman, Ketua Komunitas Golf IKPI Hendra Damanik, serta pengurus pusat bidang IKPI Paulus Gunawan. Kehadiran jajaran pengurus pusat dan daerah menambah semarak sekaligus memperkuat soliditas internal organisasi.

(Foto: Istimewa)

Dari sisi prestasi, KGI mencatat hasil membanggakan dengan tiga anggotanya berhasil naik podium. Hendra Damanik meraih gelar Best Nett Overall (BNO), Paulus Gunawan menyabet Best Nett 1 Flight B, sementara Hijrah Hafiduddin berhasil meraih Best Nett 1 Flight C.

Hijrah menilai capaian tersebut menjadi motivasi bagi seluruh anggota KGI untuk terus aktif berolahraga sekaligus berorganisasi. “Prestasi ini membuktikan bahwa kebersamaan dan konsistensi dalam komunitas mampu menghasilkan energi positif, baik untuk kesehatan, prestasi, maupun penguatan organisasi,” tuturnya.

Melalui IKPI Golf Open Tournament, KGI berharap dapat terus menjadi jembatan antara dunia profesional konsultan pajak dan masyarakat umum, sekaligus menjadikan golf sebagai sarana membangun jaringan, sportivitas, dan kolaborasi berkelanjutan. (bl)

Perpustakaan IKPI Disiapkan Jadi Pusat Literasi Pajak, Akuntansi, dan Hukum

IKPI, Jakarta: Rencana pembangunan Perpustakaan IKPI tidak hanya ditujukan untuk kepentingan internal organisasi, tetapi juga disiapkan sebagai pusat literasi terbuka bagi masyarakat. Perpustakaan ini akan menjadi ruang belajar dan bekerja yang mendukung pengembangan pengetahuan di bidang perpajakan, akuntansi, dan hukum.

Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, Vaudy Starworld (IKPI), menegaskan bahwa perpustakaan tersebut dirancang sebagai bagian dari kontribusi IKPI dalam meningkatkan literasi dan pemahaman publik terhadap isu-isu perpajakan yang semakin kompleks.

Perpustakaan IKPI nantinya akan dibuka untuk umum, sehingga tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh konsultan pajak, tetapi juga oleh mahasiswa, akademisi, peneliti, hingga masyarakat yang ingin memperdalam pengetahuan di bidang fiskal dan hukum.

Dari sisi fasilitas, IKPI menyiapkan konsep perpustakaan modern yang nyaman. Pengunjung akan mendapatkan akses WiFi, ruang berpendingin udara (AC), serta area membaca dan bekerja yang kondusif untuk riset maupun diskusi profesional.

Koleksi buku yang akan menghuni perpustakaan ini difokuskan pada literatur perpajakan, akuntansi, dan hukum, baik dalam bentuk buku teks, referensi praktis, maupun karya pemikiran profesional. IKPI ingin memastikan bahwa perpustakaan ini relevan dengan kebutuhan zaman dan perkembangan regulasi.

Vaudy menilai keberadaan pusat literasi semacam ini penting untuk menjembatani dunia praktik dan dunia akademik. Dengan akses referensi yang memadai, diharapkan kualitas diskursus dan pemahaman publik terhadap kebijakan pajak dapat semakin meningkat.

Untuk memperkaya koleksi sejak awal, IKPI membuka program donasi buku yang melibatkan seluruh anggota. Donasi tidak hanya terbatas pada karya anggota sendiri, tetapi juga buku-buku pengetahuan perpajakan, akuntansi dan hukum yang dinilai layak dan relevan untuk menunjang literasi.

“Pendirian perpustakaan IKPI ini juga sejalan dengan Pasal 8 ayat (1) huruf i AD/ART IKPI,” kata Vaudy.

Batas waktu donasi buku ditetapkan hingga akhir Januari 2026, sebagai bagian dari persiapan operasional perpustakaan. IKPI juga menyediakan narahubung khusus guna memudahkan komunikasi dan pendataan donasi.

Ke depan, Perpustakaan IKPI diharapkan menjadi ruang temu gagasan, pusat rujukan literatur, sekaligus simbol kontribusi organisasi profesi dalam membangun ekosistem pengetahuan perpajakan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. (bl)

Wakil Ketua Umum IKPI: 2025 Jadi Tahun Akselerasi, IKPI Siap Tumbuh Nasional hingga Papua

IKPI, Jakarta: Wakil Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Nuryadin Rahman, menegaskan bahwa tahun 2025 menjadi periode penting bagi organisasi dalam melakukan berbagai terobosan strategis. Sejumlah perubahan dan penguatan kelembagaan telah dijalankan pengurus pusat sebagai fondasi untuk pertumbuhan yang lebih besar pada tahun-tahun berikutnya.

Menurut Nuryadin, sepanjang 2025 IKPI aktif menggelar berbagai agenda kerja sama dengan pemerintah serta kegiatan yang berorientasi langsung pada masyarakat. Bentuk kontribusi tersebut antara lain melalui diskusi panel, sosialisasi kebijakan perpajakan terbaru, serta edukasi publik yang tidak hanya ditujukan kepada anggota, tetapi juga masyarakat luas.

Ia menambahkan, kemitraan IKPI dengan Direktorat Jenderal Pajak terus menunjukkan tren positif. Melalui penguatan hubungan dengan unit kehumasan DJP, IKPI semakin sering diminta memberikan masukan resmi kepada pemerintah, baik yang bersifat konstruktif maupun kritis. Salah satu fokus masukan tersebut menyangkut implementasi sistem Coretax, kebijakan UMKM, hingga evaluasi terhadap kekurangan yang masih perlu dibenahi.

“Ini kemajuan besar bagi IKPI. Kita tidak hanya mendukung, tetapi juga berani menyampaikan catatan kritis sebagai mitra pemerintah,” ujarnya, Selasa (23/12/2025).

Tak hanya dengan DJP, hubungan IKPI dengan Direktorat Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) juga disebut semakin erat. Sepanjang 2025, IKPI kerap dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan yang akan dikeluarkan P2PK, sebagai bentuk pengakuan atas peran strategis organisasi profesi konsultan pajak.

Dari sisi internal, Nuryadin menyoroti tumbuhnya komunitas-komunitas anggota sebagai sarana memperkuat silaturahmi dan jejaring profesional. Beragam komunitas hobi seperti golf, padel, tenis meja, tenis lapangan, lari, hingga billiard dibentuk untuk menciptakan ruang interaksi yang lebih cair. Ia meyakini, komunikasi informal tersebut akan mendorong kolaborasi yang lebih kuat antaranggota.

Sepanjang 2025, IKPI juga mencatat penambahan sejumlah pengurus cabang baru, di antaranya di Buleleng, Bitung, dan Kabupaten Bekasi. Pada 2026, IKPI akan mengukuhkan pengurus Cabang Kediri yang pada 2025 pembentukannya sudah melalui rapat pleno oleh pengurus pusat. Hal ini sekaligus memperluas jangkauan organisasi hingga wilayah paling timur Indonesia. “Insyaallah 2026 kita bisa membentuk cabang di Papua,” katanya.

Nuryadin menekankan bahwa pertumbuhan cabang bukan sekadar ekspansi organisasi, melainkan bagian dari penguatan peran sosial. Dengan adanya cabang di daerah, IKPI dapat bergerak lebih cepat dalam aksi kemanusiaan, termasuk penyaluran bantuan saat terjadi bencana, karena pemetaan kebutuhan dilakukan langsung oleh pengurus setempat.

Dari aspek layanan anggota, pengurus pusat telah menandatangani berbagai nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah perguruan tinggi dan mitra strategis. Kerja sama pendidikan antara lain dijalin dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, UPH, dan banyak lagi. Semua itu guna memberikan kemudahan serta perlakuan khusus bagi anggota yang ingin melanjutkan studi S2.

Selain pendidikan, IKPI juga memperluas MoU dengan sektor perhotelan hingga laboratorium medis untuk memberikan manfaat langsung berupa diskon dan kemudahan fasilitas. Ke depan, IKPI bahkan berencana merambah kerja sama dengan kafe dan coffee shop sebagai bagian dari adaptasi gaya kerja anggota yang semakin fleksibel.

“Visinya sederhana, IKPI maju dan anggota juga maju,” tegas Nuryadin.

Ia berharap ke depan IKPI tidak hanya dikenal di kalangan profesi, tetapi juga semakin diakui oleh masyarakat luas dan para pemangku kepentingan pemerintah. Dengan soliditas dan kekompakan organisasi, Nuryadin optimistis IKPI akan terus bertumbuh sebagai mitra strategis negara sekaligus organisasi profesi yang memberi manfaat nyata bagi anggotanya dan masyarakat. (bl)

Menuju Pusat Referensi Pajak, IKPI Bangun Perpustakaan dan Ajak Anggota Berdonasi

IKPI, Jakarta: Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) terus memperkuat perannya sebagai organisasi profesi yang berkontribusi langsung terhadap pengembangan sistem perpajakan nasional. Salah satu langkah strategis yang akan diwujudkan adalah pembangunan Perpustakaan IKPI yang direncanakan mulai terealisasi pada tahun 2026.

Ketua Umum IKPI, Vaudy Starworld menyampaikan bahwa keberadaan perpustakaan ini diharapkan dapat menjadikan IKPI sebagai pusat referensi perpajakan yang kredibel, baik bagi penyusun kebijakan, praktisi, akademisi, maupun masyarakat luas.

Menurut Vaudy, perpustakaan tersebut bukan sekadar ruang penyimpanan buku, melainkan wadah pengembangan gagasan dan pemikiran strategis di bidang perpajakan. IKPI ingin menghadirkan pusat literasi yang mampu menjembatani praktik profesi dengan dinamika kebijakan fiskal nasional.

Sebagai tahap awal, IKPI mengajak seluruh anggotanya untuk berpartisipasi aktif dalam memperkaya koleksi perpustakaan. Anggota yang telah menulis atau menerbitkan buku diminta untuk mendonasikan setidaknya lima eksemplar karya tulisnya sebagai kontribusi nyata bagi pengembangan pengetahuan bersama.

“Partisipasi anggota sangat berarti. Buku-buku karya anggota IKPI mencerminkan pengalaman, keahlian, dan pemikiran profesional yang akan sangat bermanfaat bagi generasi konsultan pajak berikutnya,” ujar Vaudy, Selasa (23/12/2025).

Tak hanya terbatas pada karya pribadi, IKPI juga membuka kesempatan bagi anggota untuk menyumbangkan buku-buku pengetahuan lain yang relevan, mengenai perpajakan, akuntansi dan hukum, meski bukan hasil tulisan sendiri. Dengan demikian, koleksi perpustakaan diharapkan tumbuh lebih kaya dan beragam sejak awal pendiriannya.

Pembangunan Perpustakaan IKPI ini sekaligus menjadi simbol penguatan budaya literasi di lingkungan organisasi profesi. IKPI menilai penguasaan literatur dan referensi yang memadai merupakan fondasi penting dalam menjaga kualitas dan integritas profesi konsultan pajak.

“Pembangunan perpustakaan IKPI ini juga sejalan dengan Pasal 8 ayat (1) huruf i AD/ART IKPI,” kata Vaudy.

IKPI menetapkan batas waktu penyerahan donasi buku hingga akhir Januari 2026. Untuk memudahkan koordinasi, organisasi telah menunjuk Eti Haryani (staf sekretariat IKPI) sebagai narahubung resmi bagi anggota yang ingin berpartisipasi dalam program donasi tersebut.

Melalui inisiatif ini, IKPI berharap semangat kolaborasi antaranggota semakin menguat, sekaligus menegaskan posisi organisasi sebagai rumah besar pengetahuan perpajakan di Indonesia. (bl)

en_US