IKPI, Jakarta: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa sejumlah pengusaha dan calon investor asal China belum mengetahui insentif yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk investasi di sektor-sektor tertentu. Hal ini disampaikan Rosan dalam kunjungannya ke Beijing, Jumat (22/12/2024), di mana ia didampingi oleh sejumlah pejabat dari Kementerian Investasi/BKPM.
“Contohnya, mereka belum tahu bahwa jika mereka melakukan riset dan pengembangan (‘research and development’) di Indonesia, mereka bisa mendapatkan insentif pajak hingga 300 persen sejak 2022. Itu informasi yang belum banyak diketahui,” kata Rosan seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (24/12/2024).
Selain itu, pengusaha China juga belum menyadari adanya insentif fiskal sebesar 200 persen bagi yang berinvestasi dalam bidang pendidikan dan pelatihan vokasi (‘vocational training and education’) di Indonesia. Menurut Rosan, kebijakan ini belum tersebar dengan baik kepada calon investor, padahal memberikan manfaat besar bagi mereka yang tertarik berinvestasi di Indonesia.
Kunjungan Rosan ke China, yang mencakup perjalanan ke 11 kota selama lima hari, bertujuan untuk mempromosikan potensi investasi di Indonesia. Dalam kunjungan ini, Rosan menyebutkan bahwa mereka berhasil mendapatkan komitmen investasi dari para pengusaha China sebesar 7,4 miliar dolar AS (sekitar Rp120 triliun). Investasi tersebut akan diarahkan pada empat sektor utama, yakni polisilikon, fiberglass, resin PET (Polyethylene Terephthalate), dan kendaraan listrik.
“Respon mereka sangat positif, mereka akan membentuk tim untuk menindaklanjuti kebijakan ini lebih cepat,” kata Rosan.
Selain mempromosikan investasi baru, kunjungan tersebut juga bertujuan untuk mendorong pengusaha China yang sudah berinvestasi di Indonesia agar meningkatkan investasinya. Rosan menyampaikan bahwa pemerintah siap memberikan solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang ada bagi perusahaan-perusahaan yang berencana melakukan investasi besar di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Rosan juga mengunjungi beberapa perusahaan besar, antara lain Build Your Dreams (BYD), CNGR New Material, dan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL). Dalam pertemuan dengan BYD Auto, Rosan membahas percepatan pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat. Pabrik tersebut berencana menambah kapasitas produksi dari 150.000 unit per tahun menjadi lebih besar, serta membuka peluang untuk pengembangan fasilitas baterai dan kendaraan jenis Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) pada tahun depan. Kenaikan kapasitas produksi ini juga diprediksi akan menciptakan lapangan kerja baru, dengan total tenaga kerja yang bertambah menjadi lebih dari 18.800 orang pada 2026.
Rosan juga bertemu dengan CNGR New Material, yang telah berinvestasi di Indonesia dengan total investasi mencapai Rp42,4 triliun. Perusahaan ini berencana membangun Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KIHTK) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, yang akan menggabungkan industri dari hulu ke hilir dalam pengolahan bijih nikel.
Melalui kunjungan ini, Rosan berharap semakin banyak investor asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor-sektor yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.(alf)