IKPI, Jakarta: Keungan Sri Mulyani sudah menarik utang Rp150,4 triliun pada 5 bulan pertama 2023 kemarin.
Ia mengatakan tarikan utang itu naik 64,9 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang hanya Rp91,2 triliun.
Utang berasal dari dua sumber. Pertama, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 144,5 triliun. Angka itu naik hampir 92 persen dibandingkan tahun lalu.
“Kemudian pinjaman Rp5,9 triliun,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (26/6/2023).
Sri Mulyani mengatakan meski secara jumlah naik tajam dibandingkan lalu, sejatinya realisasi penarikan utang itu baru mencapai 21,6 persen dari yang direncanakan dalam APBN 2023.
Pasalnya, dalam APBN 2023 pemerintah menargetkan penarikan utang Rp696,3 triliun. Ia menambahkan hal itu bisa terjadi karena penerimaan negara sampai dengan saat ini masih cukup kuat.
Data yang dikantonginya, sampai dengan Mei kemarin pendapatan negara sudah terkumpul Rp1.209,3 triliun atau 49,1 persen dari total target tahun ini. Penerimaan itu tumbuh 13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan tersebut berasal dari penerimaan pajak Rp830,3 T atau 48,3 persen atau tumbuh 17,7 persen dibandingkan tahun lalu, penerimaan bea dan cukai yang mencapai Rp118 triliun atau mengalami koreksi cukup tajam 15,6 persen dari tahun lalu dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp260,5 triliun atau 59 persen dari target tahun ini.
Dengan perkembangan itu, APBN tercatat masih surplus Rp204,3 triliun pada Mei kemarin.
“Ini karena penerimaan kita cukup kuat dan surplus anggaran menyebabkan kita semua melakukan restrategi penurunan utang kita,” katanya. (bl)