IKPI, Jakarta: Warga Israel harus merogoh kocek jauh lebih dalam untuk bisa memiliki mobil, baik itu mobil konvensional maupun listrik. Harga mobil di Israel menjadi sangat mahal karena dipengaruhi oleh pajak yang sangat tinggi hingga serangan kelompok Houthi.
Seperti dilansir Times of Israel pada Kamis (21/12/2023), pajak pembelian mobil bensin dan diesel di Israel bisa mencapai hingga 83 persen dari harga asli mobil. Namun umumnya, pajak yang dikenakan untuk pembelian mobil bensin dan diesel berkisar antara 60-70 persen.
Pajak yang sangat tinggi ini diterapkan untuk mendorong peralihan dari mobil konvensional ke mobil listrik hingga mobil hybrid. Ironisnya, pajak pembelian yang mereka kenakan untuk mobil listrik hingga hybrid juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Untuk mobil listrik misalnya, pajak yang dikenakan mulai dari 10 persen pada 2020, lalu menjadi 20 persen pada 2023, dan mencapai 35 persen pada 1 Januari 2024. Sedangkan pajak untuk mobil hybrid disamakan dengan mobil bensin sejak 2022. Di sisi lain, pajak untuk mobil plug in hybrid akan naik dari 55 persen di tahun ini menjadi sama seperti mobil konvensional di Januari 2024.
Tak hanya itu, harga jual mobil listrik juga jauh lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional. Oleh karena itu, hanya ada sekitar 13 persen mobil pribadi di Israel yang merupakan mobil listrik. Angka ini jauh tertinggal dari Norwegia yang memiliki proporsi penggunaan mobil listrik mencapai di atas 80 persen dari keseluruhan mobil yang ada.
Tingginya harga jual mobil di Israel semakin diperparah oleh aksi kelompok Houthi dari Yaman yang menyerang kapal-kapal yang melewati Laut Merah. Situasi ini membuat banyak perusahaan pengiriman memilih untuk menghindari area tersebut dan menggunakan jalur lain. Akibatnya, mereka mengenakan biaya asuransi tambahan yang turut berkontribusi pada peningkatan harga jual barang, termasuk mobil, ke pelanggan.
Bulan lalu misalnya, Houthi membajak kapal Galaxy Leade yang membawa mobil-mobil untuk pebisnis Israel, Rami Ungar. Ungar merupakan pemilik Telkar, perusahan yang mengimpor kendaraan Kia ke Israel.
Lebih sedikitnya jumlah mobil impor yang tiba di Israel membuat para retailer kelimpungan. Situasi tersebut membuat mereka tidak mampu membangun inventaris tahun ini, yang seharusnya bisa mereka jual tahun depan dengan harga yang merefleksikan pajak pembelian yang telah dibayar di 2023.
Di sisi lain, harga jual mobil di israel diprediksi kian melambung karena penguatan mata uang dolar AS. Kondisi ini dapat memicu peningkatan harga jual mobil per tahun baru 2024. (bl)