IKPI, Jakarta: Kegiatan MotoGP di Mandalika yang berlangsung pada 13-15 Oktober 2023 dinilai mendorong penerimaan pajak di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nusa Tenggara Syamsinar mengatakan kegiatan tersebut menjadi salah satu penopang realisasi pajak di wilayah Nusa Tenggara, meski bukan pendorong utama.
“Sektor perdagangan masih terkait dengan efek Mandalika, persiapannya sudah siap dari bulan-bulan sebelumya, realisasi baru sekarang, yang mungkin pajaknya baru keliatan bulan depan,” kata Syamsinar seperti dikutip dari KataData.co.id, akhir pekan lalu.
Tahun lalu, MotoGP dapat mendorong pertumbuhan sektor perdagangan hingga 46,01% (yoy), sedangkan sektor akomodasi mampu tumbuh 30,36%. Syamsinar menjelaskan sektor yang meningkat sangat tajam pada tahuni ini, yaitu penyedia akomodasi yang tumbuh hingga 56,35% secara tahunan atau year-on-year.
Sektor transportasi dan pergudangan juga tercatat tumbuh 8,31% yoy, ditopang oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat. Pada periode Januari hingga 25 Oktober 2023, realisasi pajak di wilayah Nusa Tenggara tercatat Rp 4,73 triliun, atau tumbuh 1,62% secara tahunan.
Syamsinar mengatakan, realisasi tersebut mencapai 72,94% dari target tahun ini yang sebesar Rp 6,49 triliun. Dengan pencapaian tersebut, dirinya optimistis bisa mengejar target penerimaan pajak pada tahun ini.
Secara rinci penerimaan pajak didapatkan dari pajak pertambahan nilai dalam negeri atau PPN DN menjadi kontribusi tertinggi terhadap penerimaan sebesar 37,9%.
“Ini berhasil tumbuh 4,67% sejalan dengan implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yakni kenaikan tarif PPN menjadi 11%,” kata Syamsinar.
Pajak Penghasilan (PPh) berkontribusi 25,8% dan berhasil tumbuh 11,6% secara tahunan (year-on-year). Pertumbuhan PPh 21 ini seiring dengan peningkatan atas setoran atas Tunjangan Hari Raya (THR) dan sertifikasi. (bl)