Donny Rindorindo Ajak Anggota Baru IKPI Bangun Branding dan Jaringan Sejak Dini

IKPI, Jakarta:  Ketua Departemen Sistem Pendukung Pengembangan Bisnis Anggota (SPPBA) Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Donny Rindorindo, mengajak seluruh anggota baru IKPI untuk mulai membangun branding profesional dan jaringan kerja (networking) sejak dini sebagai bekal penting dalam mengembangkan praktik konsultan pajak.

Hal itu disampaikan Donny saat memberikan pembekalan dalam acara Inaugurasi Anggota Tetap Baru IKPI di Kantor Pusat IKPI, Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).

“Selamat kepada rekan-rekan yang kini resmi menyandang selendang anggota tetap IKPI. Kalian sudah bersertifikasi dan memiliki izin praktik, artinya sudah siap berkiprah sebagai konsultan pajak profesional,” kata Donny.

Ia menjelaskan bahwa karier konsultan pajak harus dijalani secara bertahap. Brevet A merupakan tingkat awal yang berfokus pada penanganan wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Setelah itu, konsultan dapat melanjutkan ke Brevet B untuk menangani wajib pajak badan, dan Brevet C yang memungkinkan menangani wajib pajak asing maupun perusahaan penanaman modal asing (PMA).

“Tidak ada jalan instan dalam profesi ini. Semua butuh proses dan dedikasi serta visi yang jelas. Saya sendiri memulai karier sejak di KPMG tahun 1995, dan sampai hari ini masih terus belajar ditengah dinamika peraturan pajak yang selalu berubah mengikuti arah kebijakan ekonomi pemerintah. “Hasil tidak akan mengkhianati proses,” tegasnya.

Dalam sesi pembekalan tersebut, Donny menekankan pentingnya membangun networking untuk membuka peluang kerja. Ia mendorong para anggota baru agar berani memperluas relasi di berbagai kesempatan. “Jangan takut memulai percakapan. Ketemu di lift, di jalan, atau di acara reuni yang sudah lama tidak bertemu teman jangan sungkan untuk menyapa hangat dan bangun komunikasi. Dari 50 orang yang kita kenal, mungkin hanya dua atau tiga yang jadi klien, tapi dari situ peluang tumbuh dan akhirnya berkembang sejalan dengan waktu,” jelasnya.

Selain jaringan, Donny menilai branding pribadi juga menjadi faktor penting dalam membangun reputasi profesional. “Mulailah dari branding lokal dulu, perkuat reputasi di dalam negeri. Setelah itu, baru pikirkan menuju branding internasional. Semuanya bertahap,” katanya, sambil mencontohkan jaringan besar seperti Big Four dan Big Ten yang mempunyai basis klien yang sangat luas dan variatif sebagai inspirasi.

Donny juga mendorong konsultan pajak untuk mengasah kemampuan komunikasi dan public speaking. “Jangan ragu tampil sebagai pembicara atau moderator. Kemampuan berbicara di depan publik membuka banyak peluang,” ujarnya. 

Selain itu, ia juga menyarankan agar anggota baru untuk aktif menulis artikel perpajakan di media untuk memperkuat profil profesional mereka. Di era digital, Donny menilai kemampuan teknologi dan bahasa asing juga tidak kalah penting. “Sekarang zamannya digital. Gunakan teknologi seperti Google Translate untuk berkomunikasi lintas negara. Banyak investor asing, seperti Cina, Korea, Jepang serta negara-negara Eropa dan Amerika, masuk ke Indonesia, jangan biarkan peluang lepas hanya karena kendala bahasa,” pesannya.

Donny mengingatkan bahwa menjadi konsultan pajak berarti siap menjalani proses panjang yang membutuhkan perjuangan, semangat tinggi dan konsistensi.

“Terus belajar, tingkatkan kompetensi dan ruang lingkup yang lebih luas serta tetap menjaga etika profesi dan martabat. Dari Brevet A ke B, dari B ke C, dari lokal ke internasional. Bangun branding sejak dini dan networking seluas luasnya. Semoga IKPI sebagai asosiasi konsultan pajak profesional dan terbesar di Indonesia dapat memberikan yang terbaik untuk anggotanya. IKPI untuk Nusabangsa, IKPI pasti bisa, IKPI jaya jaya jaya!,” tutupnya. (bl)

en_US