Ruston-Lisa Ajak Pendukungnya Konsisten Jaga Etika dan Persatuan serta Kesatuan IKPI untuk Menyukseskan Kongres XII Bali

(Foto: Tangkapan Layar Zoom)

IKPI, Jakarta: Calon Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) periode 2024-2029 Ruston Tambunan mengajak agar pendukungnya selalu mengingat pesan yang mereka sampaikan, agar tetap konsisten menjaga etika dalam proses kontestasi pemilihan ini hingga  saatnya nanti pada hari pemilihan di Kongres XII Bali. 

Ruston mengimbau jangan terpancing emosi walau diserang, termasuk yang menyinggung secara personal. Jangan terpancing dengan godaan pemberian fasilitas atau dalam bentuk apapun, agar tidak ikut melukai rasa kebersamaan dan kekeluargaan. 

Kita cukup menunjukkan niat baik, mendoakan agar bersungguh-sungguh, untuk hasilnya biarlah Tuhan yang menentukan yang terbaik untuk IKPI.

Ruston berpendangan, konsultan pajak tentunya orang-orang cerdas dan mampu menilai dengan objektif Paslon mana yang paling layak dan mampu memimpin IKPI periode 5 tahun kedepan. 

Sesungguhnya tidak sulit menentukan pilihan bagi anggota IKPI jika mau melihat dengan pikiran objektif. Ketua umum dan wakil ketua umum adalah wajah depan atau etalase dari suatu asosiasi profesi apalagi sebesar IKPI. 

Dibutuhkan keilmuan, pengalaman, leadership dan kemampuan lainnya agar mampu membawa IKPI semakin kuat, semakin inklusif dan semakin mendunia.

Perjalanan Berorganisasi Lisa Purnamasari di IKPI

Pada kesempatan terpisah, Calon Wakil Ketua Umum IKPI periode 2024-2029 Ruston Lisa menceritakan perjalanan berorganisasi di IKPI hingga dipinang Ruston Tambunan untuk mendampinginya di Kongres XII IKPI.

Tak terasa sudah hampir 23 tahun saya menjabat sebagai pengurus di Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Berbagai posisi jabatan telah diemban, mulai menjadi Wakil Sekretaris DKI Jaya tahun 2001 sampai saat ini dipercaya menjadi Ketua Departemen. Pendidikan.

Awalnya, saya merasa keterlibatan di asosiasi konsultan pajak terbesar dan tertua di Indonesia sudah cukup dan ingin memutuskan pensiun dari kepengurusan IKPI. Namun rencana tinggallah rencana, pada kontestasi di Kongres XII IKPI ini, Pak Ruston meminta saya untuk mendampinginya untuk maju bersama sebagai calon wakil ketua umum (Cawaketum) periode 2024-2029.  

Dengan banyak petimbangan, dari keluarga dan para sahabat akhirnya saya pun menerima ajakan itu. Apalagi saya juga merupakan salah satu dari delapan ketua departemen di pengurus pusat IKPI  yang meminta beliau untuk melanjutkan pengabdianya untuk lima tahun kedepan. 

Bisa dibilang, majunya saya menjadi Cawaketum juga sebagai syarat yang diajukan Pak Ruston apabila para pengurus pusat menginginkan agar beliau kembali memimpin IKPI untuk periode 2024-2029.

Pengalaman selama kurang lebih 10 tahun  bersama Pak Ruston di dalam kepengurusan PP IKPI, mulai dari beliau menjabat sebagai anggota  Departemen Hubungan Internasional, Ketua Departemen Hubungan Internasional, Wakil Ketua Umum dan saat ini sebagai Ketua Umum, membuat saya bersedia melanjutkan pengabdian ini. 

Selain yang utama adalah karena dedikasi, integritas, dan kompetensi beliau. Dedikasi ditunjukkan dengan  bekerja sepenuh hati sesuai tuntutan tugas, meski menjadi sering melakukan pekerjaan untuk IKPI. Integritas ditunjukkan dengan memimpin dan bekerja sesuai ketentuan AD/ART.

Kompetensi Pak Ruston juga ditunjukkan dengan kualifikasi pendidikan, pengalaman sebagai konsultan pajak (KP) dan sebagai Pengurus IKPI dalam waktu yang panjang yang (dapat dibaca dari profil CV).

Selama kami berinteraksi dalam kepengurusan, menurut saya Pak Ruston mempunyai jiwa pemimpin yang tegas dan demokratis. Walau kadang ketegasan beliau suka disalah artikan sebagai pemimpin yang  keras, otoriter atau hal lain yang negatif.  

Hemat saya hal demikian tidaklah tepat, karena memimpin organisasi sebesar IKIP dengan jumlah anggota saat ini hampir mencapai 7.000 memang dibutuhkan pemimpin tegas. Selain masalah integritas dan kompetensi tentunya. 

Dengan demikian, tugas sesulit apapun Inshaa Allah dapat dilaksanakan karena ketegasan dan arahannya.

Sikap tegas menurut saya berbeda maknanya dengan keras atau otoriter. Yang saya rasakan justru kepemimpinan beliau sangat demokratis, dimana beliau selalu mengundang kami para Ketua Departemen termasuk sekretaris umum (Sekum), wakil sekretaris umum (Wasekum) dan bendahara umum  (Bendum) (Pengurus Harian) untuk rapat secara rutin, terkait hal-hal yang sifatnya kebijakan strategis untuk kepentingan organisasi. 

Bahkan, sebelum mengambil keputusan dalam rapat beliau selalu memberi kesempatan kepada pengurusnya untuk menyampaikan pendapat atau masukan. Bahkan beliau pun mendelegasikan tugas-tugas kepada kami para Ketua Departemen sesuai tupoksinya masing-masing.  

Ketegasan beliau juga terlihat dan terasa pada saat kami diundang rapat oleh pihak eksternal, misalnya Direktorat Jenderal Pajak  (DJP), Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), Komisi  Pengawas Pajak (Komwasjak)  atau pihak pihak lainnya terkait hal-hal yang mendasar untuk kepentingan anggota dan organisasi.

 

en_US