Kebijakan Kenaikan Tarif Pajak Presiden Trump Menjadi yang Terbesar dalam Sejarah AS

DALLAS, TEXAS - AUGUST 06: Former U.S. President Donald Trump speaks at the Conservative Political Action Conference (CPAC) at the Hilton Anatole on August 06, 2022 in Dallas, Texas. CPAC began in 1974, and is a conference that brings together and hosts conservative organizations, activists, and world leaders in discussing current events and future political agendas. (Photo by Brandon Bell/Getty Images)

IKPI, Jakarta: Asisten Gedung Putih Peter Navarro memperkirakan bahwa kebijakan tarif pajak Presiden Donald Trump akan menghasilkan pendapatan pajak hingga US$6 triliun dalam satu dekade ke depan. Jika angka ini terealisasi, maka kebijakan tersebut akan menjadi kenaikan pajak terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Menurut Navarro, jika disesuaikan dengan inflasi, jumlah ini bahkan tiga kali lipat lebih besar dibandingkan kenaikan pajak yang diberlakukan AS untuk membiayai Perang Dunia II pada tahun 1942. Meskipun demikian, Navarro yang juga menjabat sebagai penasihat senior Trump di bidang perdagangan dan manufaktur menegaskan bahwa target ini tidak akan membebani warga Amerika secara langsung, melainkan akan dikenakan pada dunia usaha.

“Pesan yang ingin kami sampaikan adalah bahwa tarif pajak merupakan pemotongan pajak, tarif menciptakan lapangan kerja, dan tarif merupakan bagian dari keamanan nasional,” ujar Navarro dalam wawancara dengan Fox News Sunday yang dikutip dari CNN, Selasa (1/4/2025).

Tarif Pajak akan ‘Membuat Amerika Hebat Lagi’

Presiden Trump telah mengumumkan kenaikan tarif tambahan pada hari ini, yang disebutnya sebagai “Hari Pembebasan.” Kenaikan tarif ini akan diterapkan pada berbagai jenis barang impor sebagai bentuk respons atas hambatan perdagangan yang diberlakukan negara lain terhadap ekspor AS.

Sebelumnya, Trump telah menaikkan tarif untuk semua barang impor dari China, Meksiko, dan Kanada, termasuk kenaikan pajak hingga 25 persen untuk mobil impor yang akan berlaku dalam minggu ini.

Navarro menyebutkan bahwa pendapatan dari tarif pajak ini akan memberikan keuntungan ekonomi besar bagi Amerika Serikat. Ia memperkirakan bahwa sektor non-otomotif akan menyumbang sekitar US$600 miliar per tahun, atau sekitar US$6 triliun selama periode sepuluh tahun. Sementara itu, pajak untuk mobil impor diharapkan menambah pendapatan sebesar US$100 miliar per tahun.

Namun, perhitungan Navarro masih dipertanyakan karena rincian pasti dari angka tersebut belum diungkapkan. Selain itu, dampak dari kenaikan tarif bisa membuat warga Amerika mengurangi pembelian barang impor, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi estimasi pendapatan yang telah dibuat.

Tarif Pajak Berdasarkan Negara

Trump juga mengumumkan bahwa tarif yang dikenakan akan berbeda-beda berdasarkan asal negara impor. Beberapa ketentuan yang telah diputuskan antara lain:

• Impor energi dari Kanada akan dikenakan tarif sebesar 10 persen.

• Barang-barang dari China sebagian besar akan dikenakan tarif sebesar 20 persen.

• Tarif pajak tidak akan berlaku untuk semua barang, hanya pada barang dari negara-negara yang dinilai memiliki kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap AS.

Meskipun belum dapat dipastikan berapa besar pendapatan yang akan dihasilkan dari kebijakan ini, banyak ekonom memperingatkan bahwa kenaikan tarif ini tetap akan berdampak pada pengusaha dan masyarakat dalam bentuk harga barang impor yang lebih tinggi. Beberapa pihak bahkan menilai bahwa kondisi ini akan menjadi salah satu kenaikan pajak terbesar dalam sejarah AS, dengan dampak ekonomi yang belum bisa diprediksi secara pasti. (alf)

 

en_US