IKPI, Jakarta: Pemerintah tengah menyiapkan langkah baru untuk memperkuat daya beli masyarakat melalui perluasan insentif pajak penghasilan Pasal 21 ditanggung pemerintah (PPh 21 DTP). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kebijakan ini masih dalam tahap pembahasan dan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Yang sekarang sedang berjalan kan PPh ditanggung pemerintah untuk gaji di bawah Rp10 juta. Mungkin itu kita akan lebarkan industrinya,” ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Sejak awal 2025, insentif PPh 21 DTP berlaku berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 10/2025. Namun, penerima manfaat masih terbatas pada buruh di industri padat karya dengan gaji bulanan di bawah Rp10 juta. Rencana terbaru pemerintah akan memperluas cakupan sektor agar lebih banyak karyawan bisa merasakan langsung keringanan pajak.
Airlangga menegaskan, keputusan final mengenai skema perluasan insentif berada di tangan Presiden. “Mudah-mudahan minggu depan bisa kita laporkan ke Pak Presiden,” tambahnya.
Selain insentif pajak karyawan, pemerintah juga menyiapkan berbagai stimulus lain yang akan digelontorkan pada kuartal IV/2025. Program-program ini merupakan kelanjutan dari paket stimulus yang sudah berjalan sejak kuartal III.
Sejumlah kebijakan yang dipersiapkan antara lain:
- Kredit investasi padat karya untuk mendukung revitalisasi mesin produksi industri.
- Stimulus pariwisata, berupa penyelenggaraan event nasional, bundling paket wisata, serta diskon transportasi menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
- Dukungan sektor perumahan, melalui peningkatan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 220 ribu menjadi 350 ribu rumah, program Kredit Program Perumahan (KUR), hingga pembebasan PPN DTP 100% untuk pembelian rumah.
- Program makan bergizi gratis, yang akan diperluas penerimanya dari 51 juta pada September menjadi 75 juta pada November 2025.
Menurut Airlangga, kombinasi insentif pajak dan stimulus ekonomi lainnya akan menjaga momentum pertumbuhan di tengah perlambatan global. “Semua program ini dirancang untuk menggerakkan ekonomi rakyat secara langsung sambil menjaga konsumsi domestik yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi kita,” jelasnya. (alf)