IKPI Gencar Bentuk Komunitas Olahraga dan Seni untuk Perkuat Persatuan dan Citra Profesi

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Kota Tangerang: Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) terus menunjukkan langkah inovatif untuk memperkuat solidaritas dan citra profesi konsultan pajak melalui pembentukan berbagai komunitas olahraga dan seni.

Hal itu disampaikan Ketua Departemen Humas IKPI, Jemmi Sutiono, mewakili Ketua Umum IKPI Vaudy Starworld dalam Seminar PPL bertema “Pahami SPT PPh Badan Era Coretax” yang digelar IKPI Cabang Kota Tangerang, Sabtu (18/10/2025).

Dalam sambutannya, Jemmi mengungkapkan bahwa IKPI kini tengah gencar membangun wadah kebersamaan lintas daerah. “Pada 13 Oktober lalu, kami telah meluncurkan Komunitas Golfer IKPI secara serentak di berbagai kota seperti Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Langkah ini akan disusul dengan pembentukan Komunitas Runner IKPI dan penyelenggaraan Seminar Kesehatan pada 26 Oktober mendatang,” ungkapnya.

Selain itu, beberapa komunitas lain juga tengah disiapkan, seperti Komunitas Tenis Lapangan, Motor Besar, dan Seni Musik, yang diharapkan menjadi wadah rekreasi, relasi, sekaligus sarana membangun kebanggaan terhadap profesi konsultan pajak.

“Tujuan pembentukan komunitas ini bukan sekadar hobi, tetapi juga kesehatan fisik, mental, dan spiritual serta memperkuat jaringan antaranggota serta membuka hubungan dengan komunitas serupa di luar IKPI. Dari interaksi lintas profesi dan komunitas inilah, ke depannya tercipta relasi baru yang memperluas pengaruh positif IKPI di masyarakat,” jelas Jemmi.

Dalam kesempatan yang sama, Jemmi juga memperkenalkan pembentukan Departemen Kemitraan Asosiasi Profesi Penunjang Sektor Keuangan dan Profesi Keuangan (KAP2SKPK) yang dipimpin oleh Ivan Kanel. Departemen baru ini berperan strategis menjalin komunikasi aktif dan kerja sama produktif dengan berbagai asosiasi profesi penunjang sektor keuangan dan profesi keuangan di Indonesia, sesuai dengan amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

“Melalui KAP2SKPK, IKPI ingin tampil lebih terbuka, kolaboratif, dan semakin dikenal luas. Kami ingin profesi konsultan pajak diakui dan dicintai, serta pemerintah semakin mendukung lahirnya Undang-Undang Konsultan Pajak sebagai landasan hukum profesi ini,” katanya.

Lebih dari itu, Jemmi juga menegaskan bahwa anggota IKPI kini mendapat banyak manfaat tambahan melalui kerja sama dengan berbagai mitra eksternal di bidang pendidikan, hotel, kesehatan, dan olahraga, yang memberikan harga khusus bagi anggota.

“Keanggotaan IKPI bukan hanya soal profesi, tetapi juga gaya hidup yang baik, kesehatan, dan solidaritas. Kami ingin anggota merasa bangga menjadi bagian dari IKPI, baik secara profesional maupun personal,” tutup Jemmi disambut tepuk tangan peserta seminar.

Acara PPL tersebut juga dihadiri Ketua Pengurus Daerah IKPI Provinsi Banten, Kunto Wiyono; Ketua Departemen Keanggotaan dan Etika, IKPI Robert Hutapea; Ketua Departemen KAP2SKPK, Ivan Kanel; dan rekan-rekan Pengurus Pusat Bidang PPL.

“Kami berharap seluruh daerah dan cabang mendukung  penuh terhadap seluruh program inovatif yang tengah dijalankan pengurus pusat demi memperkuat kapasitas dan kebersamaan anggota, kata Jemmi. (bl)

Vaudy Starworld di Korea University: Konsultan Pajak Harus Punya Kompetensi Global

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Seoul: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Vaudy Starworld, menyerukan pentingnya membangun kompetensi global bagi para konsultan pajak. Menurutnya, profesi ini kini berada di garis depan dalam mendukung integritas sistem perpajakan dan mendorong transparansi ekonomi lintas negara.

Hal itu disampaikan Vaudy saat menjadi pembicara utama dalam International Tax Seminar yang diselenggarakan IKPI bersama Korean Association of Certified Tax Accountants Educators (KACTAE) di Korea University, Seoul, Jumat (17/10/2025).

“Pajak hari ini tidak lagi bersifat lokal. Arus investasi, perdagangan, dan digitalisasi membuat batas antarnegara semakin kabur. Konsultan pajak harus memahami lanskap global agar bisa memberikan nasihat yang relevan dan kompetitif,” ujar Vaudy di hadapan para peserta yang terdiri dari akademisi, profesional, dan mahasiswa Korea University.

(Foto: DOK. PP-IKPI)

Vaudy menjelaskan bagaimana IKPI bertransformasi menjadi asosiasi modern yang adaptif terhadap perubahan zaman. Di bawah kepemimpinannya, IKPI aktif memperkuat pelatihan berbasis kompetensi internasional, memperluas jaringan kerja sama luar negeri, serta mendorong integritas profesi di tengah tantangan ekonomi digital.

“Kami ingin konsultan pajak Indonesia tidak hanya kompeten di dalam negeri, tetapi juga mampu berbicara di level global baik sebagai penasihat bisnis internasional maupun mitra pemerintah dalam reformasi pajak,” imbuhnya.

Diskusi berjalan dinamis dan melampaui batas waktu yang dijadwalkan. Beberapa peserta mengaku terinspirasi oleh pendekatan Indonesia dalam membangun sistem pajak yang ramah, efisien, dan berbasis teknologi.

“Kami belajar banyak dari pengalaman Indonesia. Pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan konsultan pajak sangat menarik untuk dikaji lebih dalam,” ungkap salah satu dosen peserta dari Korea University.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga memperkuat diplomasi pajak antara kedua negara. Bagi IKPI, forum semacam ini merupakan langkah nyata dalam mendorong profesionalisme anggota sekaligus memperkenalkan kiprah konsultan pajak Indonesia di dunia internasional. (bl)

Ketum Vaudy Starworld Minta Anggota Segera Validasi CoreTax dan Penuhi Kewajiban PPL 2025

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Kota Tangerang: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld mengimbau seluruh anggota IKPI di seluruh Indonesia untuk segera melakukan validasi pada sistem Coretax Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai langkah awal menghadapi pelaporan SPT Tahunan 2025.

Pesan itu disampaikan oleh Ketua Departemen Humas IKPI, Jemmi Sutiono, yang hadir mewakili Vaudy dalam Seminar Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPL) bertema “Pahami SPT PPh Badan Era CoreTax” yang diselenggarakan oleh IKPI Cabang Kota Tangerang, Sabtu (18/10/2025).

Dalam arahannya, Vaudy menekankan pentingnya kesiapan para konsultan pajak dalam memahami sistem administrasi baru tersebut. “Coretax bukan sekadar pembaruan sistem, tetapi transformasi besar cara DJP mengelola data dan pelayanan. Anggota IKPI harus menjadi yang terdepan dalam adaptasi dan kompetensi teknis, sekaligus mengedukasi klien untuk segera melakukan validasi,” ujar Jemmi menyampaikan pesan Vaudy.

Menurutnya, kecepatan beradaptasi akan menentukan kepercayaan wajib pajak terhadap konsultan pajak. “Kita tidak hanya dituntut paham, tetapi juga harus proaktif dan mumpuni. Validasi sejak dini akan mencegah kendala administrasi saat pelaporan SPT nanti,” katanya.

Selain itu, Vaudy juga mengingatkan kewajiban seluruh anggota untuk memenuhi PPL Terstruktur (TS) dan Non Terstruktur (NTS) pada tahun 2025, sebagaimana yang diselenggarakan oleh Pengcab Kota Tangerang. Ia mendorong agar para konsultan pajak rutin memantau kegiatan PPL melalui IKPI Smart, aplikasi resmi yang menjadi pusat informasi, validasi, dan pelaporan kegiatan anggota.

“Melalui PPL, anggota tidak hanya memperbarui pengetahuan, tetapi juga menjaga standar etika dan kompetensi profesi. Kedisiplinan dalam PPL adalah cermin profesionalisme seorang konsultan pajak,” tegasnya.

Jemmi menambahkan, IKPI terus berkomitmen mendukung anggota menghadapi tantangan perpajakan digital melalui berbagai kegiatan edukatif. “Kami ingin setiap anggota menjadi mitra terpercaya bagi DJP dan wajib pajak dalam menciptakan sistem perpajakan yang adil, modern, terdepan, dan transparan,” ujarnya menutup sambutan.

Seminar PPL IKPI Cabang Kota Tangerang kali ini dihadiri lebih dari 150 peserta dari berbagai daerah dan cabang, yang antusias mengikuti pembahasan teknis SPT PPh Badan di era Coretax serta strategi adaptasi menghadapi sistem perpajakan terintegrasi tersebut. (bl)

IKPI DKJ Siap Dukung Percepatan Reformasi Pajak Digital

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

IKPI, Jakarta: Rangkaian kunjungan kerja IKPI Pengda DKI Jakarta ditutup di KPP Penanaman Modal Asing (PMA) 6, Selasa (15/10/2025) sore. Rombongan dipimpin oleh Tan Alim, bersama para pengurus daerah dan perwakilan dari cabang-cabang IKPI se-Jakarta.

Kedatangan mereka disambut Kepala KPP PMA 6 Dwi Prasetyo beserta jajarannya. Dalam suasana akrab, Dwi berdialog seputar profil organisasi IKPI, jumlah anggota dan cabang, serta isu terkini di lapangan khususnya mengenai aktivasi dan kendala sistem Coretax yang masih dihadapi sejumlah wajib pajak.

“Masih ada beberapa tantangan teknis di Coretax yang perlu disempurnakan. Karena itu, masukan dari pihak konsultan sangat kami butuhkan,” ujar Dwi.

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

Menanggapi hal itu, Tan Alim menegaskan kesiapan IKPI untuk menjadi jembatan antara wajib pajak dan otoritas pajak dalam menyukseskan transisi digital.

“Coretax adalah masa depan perpajakan Indonesia. Kami di IKPI siap mendukung dengan memberikan umpan balik konstruktif agar sistem ini makin efisien dan user-friendly,” ujarnya.

Diskusi juga diwarnai berbagai curhatan teknis dari anggota terkait implementasi lapangan dan kesiapan sistem. Pertemuan diakhiri dengan foto bersama yang menandai semangat sinergi antara DJP dan komunitas konsultan pajak profesional.

Hadir dalam kunjungan tersebut, dari Pengda DKJ diwakili oleh Tan Alim, Mardi D. Muljana, Onny Ritonga, Ferry Halimi, dan Hery Juwana.

Sementara dari pengurus cabang hadir Franky Foreson (Ketua IKPI Cabang Jakarta Utara), Sustiwi (Bendahara IKPI Cabang Jakarta Timur), Edwin (Humas IKPI Cabang Jakarta Pusat), Lili Tjitadewi (Humas IKPI Cabang Jakarta Selatan), Devi Arista (Sie Sosial IKPI Cabang Jakarta Barat), dan Eddy Tamrin (Sie Pengembangan Program, Kapasitas, dan Diseminasi IKPI Cabang Jakarta Selatan). (bl)

HUT ke-6 Perkoppi: Ketum IKPI Doakan Makin Solid, Kuat, dan Bisa Bersinergi

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Seoul: Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld menyampaikan ucapan selamat kepada Perkumpulan Konsultan Praktisi Perpajakan Indonesia (Perkoppi) yang tahun ini merayakan hari ulang tahun ke-6 sejak berdiri pada 3 Oktober 2019.

Dalam pesannya, Vaudy menilai Perkoppi telah tumbuh menjadi salah satu organisasi profesi yang berperan penting dalam memperkuat ekosistem perpajakan nasional. Ia berharap momentum ulang tahun ini menjadi ajang untuk memperkokoh persaudaraan dan kerja sama antarkonsultan pajak di seluruh Indonesia.

“Atas nama keluarga besar IKPI, kami mengucapkan selamat ulang tahun kepada Perkoppi yang ke-6. Semoga Perkoppi semakin solid, semakin kuat, dan terus bersinergi demi kemajuan profesi konsultan pajak di Tanah Air,” ujar Vaudy di sela kunjungannya bersama Pengurus Pusat IKPI,  ke kantor pusat Korean Association of Certified Tax Accountants Educators (KACTAE) di Seoul, Korea Selatan, Jumat (17/10/2025).

Vaudy juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas organisasi profesi untuk menjawab tantangan dunia perpajakan yang semakin kompleks, baik dari sisi regulasi maupun digitalisasi layanan.

“Sinergi antarlembaga profesi menjadi kunci untuk menciptakan konsultan pajak yang kompeten, berintegritas, dan mampu berkontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi nasional,” tambahnya.

Ia berdoa agar Perkoppi semakin dipercaya oleh wajib pajak dan pemerintah, serta terus menjadi bagian penting dalam membangun sistem perpajakan yang adil, transparan, dan berkelanjutan.

“Selamat ulang tahun Perkoppi! Teruslah tumbuh, bersatu, dan berkontribusi bagi negeri,” pungkasnya.

Sekadar informasi, Perkoppi sendiri berdiri pada 3 Oktober 2019 dan kini memasuki usia keenam. Dalam perjalanannya, organisasi ini aktif melakukan pembinaan anggota, pelatihan perpajakan, serta advokasi kebijakan untuk memperkuat peran konsultan pajak sebagai mitra strategis pemerintah dan dunia usaha. (bl)

IKPI dan KACTAE Gelar Seminar Pajak Internasional di Korea University: Bangun Kolaborasi Pajak Global

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Seoul: Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) bersama Korean Association of Certified Tax Accountants Educators (KACTAE) sukses menyelenggarakan International Tax Seminar di kampus bergengsi Korea University, Seoul, pada Jumat (17/10/2025). Kegiatan ini menjadi tonggak baru dalam memperkuat hubungan profesional dan pertukaran pengetahuan di bidang perpajakan antara Indonesia dan Korea Selatan.

Acara dihadiri oleh anggota KACTAE dan IKPI, serta para mahasiswa dan dosen dari Korea University. Antusiasme peserta terasa sejak awal, dengan ruang auditorium yang penuh hingga akhir sesi. Seminar internasional ini menandai kelanjutan kerja sama akademik dan profesional yang sebelumnya telah dijalin antara IKPI dan KACTAE.

Dalam sambutannya, Ketua Umum IKPI Vaudy Starworld menegaskan pentingnya sinergi lintas negara dalam pengembangan profesi konsultan pajak di era globalisasi.

“Kolaborasi antara asosiasi profesional bukan sekadar pertukaran wawasan, tetapi juga jembatan untuk membangun saling pengertian dan kepercayaan di bidang perpajakan. Dunia usaha saat ini bersifat lintas batas, begitu pula tanggung jawab konsultan pajak,” ujar Vaudy. 

Vaudy menjadi pembicara pada sesi pertama dengan topik “Asosiasi dan Perkembangan Profesi Konsultan Pajak di Masing-masing Negara.” Ia menjelaskan transformasi besar yang dilakukan IKPI dalam membangun kompetensi, integritas, dan tata kelola organisasi yang sejajar dengan standar internasional.

Sesi kedua dilanjutkan oleh David Tjhai, yang membawakan materi tentang sistem perpajakan di Indonesia. David memaparkan dinamika reformasi pajak yang sedang berlangsung di Indonesia, termasuk upaya digitalisasi pelayanan dan peningkatan kepatuhan wajib pajak.

Peserta dari Korea terlihat sangat antusias, terutama saat membahas perbandingan kebijakan pajak antarnegara. Banyak yang mengajukan pertanyaan seputar mekanisme pemotongan pajak, sistem e-filing Indonesia, hingga peran konsultan pajak dalam mendukung transparansi fiskal. Akibat banyaknya interaksi, sesi tanya jawab berlangsung lebih lama dari jadwal yang direncanakan.

“Kami merasa senang melihat ketertarikan peserta terhadap sistem perpajakan Indonesia. Ini menjadi kesempatan baik untuk memperkenalkan profesionalisme konsultan pajak kita di panggung global,” kata Vaudy.

Melalui seminar ini, IKPI menegaskan komitmennya untuk aktif dalam forum internasional dan menjadikan konsultan pajak Indonesia berdaya saing global. Kolaborasi dengan KACTAE juga diharapkan membuka peluang riset bersama dan pertukaran pelatihan antarnegara di masa mendatang. (bl)

IKPI Apresiasi Layanan Digital dan Keterbukaan  di KPP PMA 2

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

Jakarta, IKPI: Ketua Pengurus Daerah (Pengda) DKJ Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Tan Alim, mengapresiasi inovasi digital dan keterbukaan pelayanan di KPP Penanaman Modal Asing (PMA) 2, usai melakukan kunjungan kerja bersama jajaran pengurus pada Selasa (15/10/2025).

“Langkah seperti ini memperkuat kepercayaan dunia usaha terhadap sistem perpajakan Indonesia. Inovasi pelayanan harus terus beriring dengan peningkatan integritas,” ujar Tan Alim seusai pertemuan.

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

Rombongan IKPI Pengda DKJ yang dipimpin Tan Alim terdiri atas perwakilan dari lima cabang di bawah koordinasinya. Mereka disambut langsung oleh Kepala KPP PMA 2 Abdul Azis, yang memaparkan kondisi terkini kantor, mulai dari struktur organisasi, jumlah pegawai, hingga profil 1.456 wajib pajak aktif yang sebagian besar bergerak di sektor industri pengolahan.

Dalam paparannya, Azis memperkenalkan sistem digital unggulan SAPA MADU (Sahabat Pajak dan Mitra Dialog Utama) aplikasi yang dirancang untuk menjembatani komunikasi dengan wajib pajak asing.

“SAPA MADU kami buat agar kendala bahasa dan komunikasi bisa diatasi dengan pendekatan teknologi. Tujuannya sederhana yakni pelayanan yang lebih ramah, cepat, dan transparan,” jelas Azis.

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

Ia menambahkan, Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) dari sejumlah KPP di lingkungan PMA kini terpusat di KPP PMA 2, menjadikannya simpul penting dalam pelayanan pajak bagi investor luar negeri.

Kegiatan berlangsung dalam suasana akrab dan penuh canda tawa hingga siang hari, ditutup dengan sesi dialog interaktif dan foto bersama antara pengurus IKPI Pengda DKJ dan jajaran KPP PMA 2.

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

Hadir dalam kunjungan tersebut, dari Pengda DKJ diwakili oleh Tan Alim, Mardi D. Muljana, Onny Ritonga, Ferry Halimi, dan Hery Juwana.

Sementara dari pengurus cabang hadir Franky Foreson (Ketua IKPI Cabang Jakarta Utara), Sustiwi (Bendahara IKPI Cabang Jakarta Timur), Edwin (Humas IKPI Cabang Jakarta Pusat), Lili Tjitadewi (Humas IKPI Cabang Jakarta Selatan), Devi Arista (Sie Sosial IKPI Cabang Jakarta Barat), dan Eddy Tamrin (Sie Pengembangan Program, Kapasitas, dan Diseminasi IKPI Cabang Jakarta Selatan). (bl)

Ketum IKPI Ingatkan Anggotanya Harus Adaptif Hadapi Isu Global

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Seoul: Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Ketua Umum (Ketum) Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Vaudy Starworld menyerukan pentingnya kesiapan dan kemampuan adaptif bagi para konsultan pajak dalam menghadapi perubahan kebijakan fiskal dunia yang begitu cepat.

Pesan itu disampaikan Vaudy dalam forum kerja sama antara IKPI dan Korea Association of Certified Tax Attorneys by Examination (KACTAE) di Seoul, Korea Selatan. Acara ini merupakan bagian dari kunjungan balasan IKPI atas undangan resmi dari pihak KACTAE, setelah sebelumnya kedua organisasi menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama di Jakarta pada Mei 2025.

(Foto: DOK. PP-IKPI)

Vaudy memaparkan berbagai isu global yang kini memengaruhi kebijakan perpajakan di banyak negara, mulai dari perlambatan ekonomi, volatilitas harga komoditas, ketegangan geopolitik, hingga digitalisasi dan munculnya inovasi fintech.

“Krisis fiskal dan perubahan suku bunga dunia menciptakan tantangan besar bagi sistem perpajakan global. Para konsultan pajak harus tangguh, adaptif, dan terus mengasah kompetensi agar bisa menghadapi kompleksitas regulasi yang berubah begitu cepat,” ujar Vaudy.

(Foto: DOK. PP-IKPI)

Ia menegaskan, perubahan di bidang kebijakan dan administrasi perpajakan menuntut para tax intermediaries seperti konsultan pajak, pengacara pajak, dan penasihat fiskal untuk tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga memiliki wawasan ekonomi makro dan kemampuan analisis strategis.

“Profesi konsultan pajak kini tidak lagi sekadar membantu klien menghitung kewajiban pajak. Lebih dari itu, mereka harus menjadi mitra strategis yang mampu memberikan pandangan komprehensif dalam pengambilan keputusan bisnis dan kebijakan fiskal,” tegasnya.

Vaudy menilai bahwa kerja sama internasional antara IKPI dan KACTAE menjadi salah satu cara untuk memperkuat daya saing profesi di tengah tekanan global tersebut. Melalui sharing knowledge dan exchange of experience, para profesional pajak di kedua negara dapat saling memperkaya wawasan dan membangun pemahaman lintas sistem perpajakan.

(Foto: DOK. PP-IKPI)

Selain itu, forum ini juga menjadi ruang penting untuk membangun jejaring global antarprofesional pajak, memperkuat integritas, serta menciptakan ekosistem perpajakan yang lebih adil dan efisien.

“Hanya dengan keterbukaan dan kolaborasi, profesi konsultan pajak bisa terus relevan. Kita perlu menyesuaikan diri dengan dunia yang bergerak cepat baik dari sisi teknologi, kebijakan, maupun tata kelola,” tambah Vaudy.

Kunjungan kerja sama ini sekaligus mempertegas komitmen IKPI untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas anggotanya melalui kemitraan strategis dengan berbagai asosiasi pajak internasional.

Vaudy berharap agar kerja sama IKPI dan KACTAE dapat terus berlanjut dengan kegiatan yang lebih substansial. “Semoga sinergi ini memberi manfaat nyata bagi pengembangan profesi konsultan pajak di kedua negara,” ujarnya. (bl)

Tan Alim: Sinergi Pajak Harus Dibangun di Atas Integritas

(Foto: DOK. IKPI Pengda DKJ)

IKPI, Jakarta: Ketua Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Pengurus Daerah (Pengda) DKJ, Tan Alim, menegaskan bahwa sinergi antara konsultan pajak dan otoritas pajak hanya dapat terwujud apabila kedua belah pihak menjunjung tinggi integritas dan kepercayaan profesional.

Pernyataan itu disampaikannya dalam kunjungan silaturahmi IKPI Pengda DKJ ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing (PMA) 4, pada Selasa (15/10/2025).

“IKPI dan DJP adalah dua mitra strategis yang sama-sama berperan menjaga kredibilitas sistem perpajakan nasional. Sinergi hanya akan bermakna bila dibangun di atas integritas dan saling menghormati peran masing-masing,” ujar Tan Alim.

Rombongan IKPI disambut langsung oleh Kepala KPP PMA 4, Arman Imran, bersama para Kasie Pengawasan dan Supervisor Fungsional Pemeriksa.

Sementara itu, Arman Imran menekankan bahwa integritas merupakan fondasi utama pelayanan pajak yang adil dan berkeadilan. Menurutnya, kepercayaan publik terhadap DJP hanya bisa terjaga jika seluruh pihak, termasuk konsultan pajak, menegakkan standar etika yang sama.

“Integritas bukan hanya tanggung jawab internal DJP. Konsultan pajak juga bagian penting dari ekosistem kepatuhan. Dengan menjaga perilaku profesional, kita bisa bersama-sama membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem pajak,” ungkap Arman.

Selain itu, para pejabat KPP PMA 4 juga menyarankan agar anggota IKPI selalu mengenakan Kartu Tanda Anggota (KTA) saat melakukan kunjungan atau konsultasi di lingkungan DJP sebagai bentuk identitas profesional.

Menanggapi hal tersebut, Tan Alim menyambut baik usulan itu.

“Kami memahami pentingnya identitas profesional. Saran ini akan kami teruskan agar anggota IKPI tampil lebih tertib, kredibel, dan menunjukkan semangat kerja sama yang baik dengan otoritas pajak,” ucapnya.

Kunjungan yang berlangsung akrab selama lebih dari satu jam itu ditutup dengan sesi foto bersama serta komitmen untuk terus memperkuat komunikasi dan kolaborasi berbasis integritas antara DJP dan IKPI.

Hadir dalam kunjungan tersebut, dari Pengda DKJ diwakili oleh Tan Alim, Mardi D. Muljana, Onny Ritonga, Ferry Halimi, dan Hery Juwana.

Sementara dari pengurus cabang hadir Franky Foreson (Ketua IKPI Cabang Jakarta Utara), Sustiwi (Bendahara IKPI Cabang Jakarta Timur), Edwin (Humas IKPI Cabang Jakarta Pusat), Lili Tjitadewi (Humas IKPI Cabang Jakarta Selatan), Devi Arista (Sie Sosial IKPI Cabang Jakarta Barat), dan Eddy Tamrin (Sie Pengembangan Program, Kapasitas, dan Diseminasi IKPI Cabang Jakarta Selatan). (bl)

Pererat Kolaborasi Profesi, IKPI Hadiri Undangan KACTAE di Korea

(Foto: DOK. PP-IKPI)

IKPI, Korea: Dalam semangat mempererat hubungan profesi antarnegara, Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) menghadiri undangan resmi Korean Association of Certified Tax Accountants Examination (KACTAE) di Korea. Rombongan IKPI yang dipimpin oleh Ketua Umum Vaudy Starworld bersama jajaran pengurus pusat tiba di Korea pada Rabu (15/10/2025) malam waktu setempat, dan disambut langsung oleh delegasi KACTAE di bandara dengan penuh keramahan.

Kunjungan ini merupakan balasan dari pertemuan hangat sebelumnya di Jakarta, ketika pada 9 Mei 2025, IKPI menjamu rombongan KACTAE dalam jamuan makan malam penuh keakraban di Rumah Makan Padang Kebayoran Baru, Cilandak, Jakarta Selatan.

Dalam acara tersebut, Presiden KACTAE Jang Bowon memimpin delegasi Korea yang datang bersama sejumlah pengurus asosiasi. Mereka disambut langsung oleh Vaudy Starworld, jajaran Pengurus Pusat, serta Dewan Penasehat IKPI. Suasana pertemuan berlangsung hangat dan cair, diiringi hidangan khas Minang yang meninggalkan kesan mendalam bagi tamu dari Negeri Ginseng itu.

“Pertemuan di Jakarta menjadi awal hubungan baik yang kami bangun. Kini, melalui kunjungan ke Korea, kami ingin menindaklanjutinya dengan langkah konkret dalam bentuk kerja sama kelembagaan dan pertukaran pengetahuan profesional,” ujar Vaudy Starworld sesaat setelah tiba di Korea.

(Foto: DOK. PP-IKPI)

Selama kunjungan di Korea, rombongan IKPI dijadwalkan menghadiri diskusi bersama pimpinan KACTAE, benchmarking sistem sertifikasi konsultan pajak Korea, serta kunjungan ke lembaga pendidikan dan pelatihan pajak.

Kedua organisasi profesi ini berkomitmen memperkuat kolaborasi di bidang pengembangan kompetensi, sertifikasi, dan standardisasi etika profesi. Pertemuan juga diharapkan menghasilkan kesepakatan untuk penyusunan nota kesepahaman (MoU) sebagai dasar kerja sama jangka panjang.

“Kami ingin menjadikan hubungan ini sebagai model kolaborasi antarprofesi di Asia. Melalui sinergi dengan KACTAE, IKPI ingin membawa konsultan pajak Indonesia ke level global,” lanjut Vaudy.

Presiden KACTAE Jang Bowon menyampaikan apresiasi atas hubungan baik yang telah terjalin antara kedua organisasi.

“Kami sangat menghargai komitmen IKPI dalam memperkuat hubungan profesional antarnegara. Pertemuan ini bukan hanya mempererat persahabatan, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan kualitas profesi pajak di kawasan,” ujarnya.

Kunjungan ini menjadi simbol penguatan diplomasi profesi pajak antara Indonesia dan Korea Selatan sebuah langkah strategis menuju pengakuan internasional bagi profesi konsultan pajak Indonesia. (bl)

en_US