
IKPI, Jakarta: Jagat maya kembali dihebohkan dengan aksi kreatif dari pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Kali ini, bukan karena angka penerimaan atau kebijakan baru, melainkan karena “Tepuk Pajak” sebuah jingle dan tarian singkat yang dikemas lucu, segar, dan penuh semangat.
Dalam video yang diunggah oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Ende, tiga pegawai KPP dua pria dan satu wanita terlihat kompak menyanyikan jingle berirama ceria di lobi kantor berlatar logo DJP. Dengan gerakan penuh energi, mereka mengajak masyarakat, khususnya Wajib Pajak (WP), untuk segera mengaktifkan akun Coretax, sistem administrasi perpajakan terbaru yang sedang disosialisasikan secara nasional.
“Aktivasi akun Coretax Wajib Pajak, sekarang!Jangan tunggu, jangan tunggu tahun depan!”
Lirik sederhana itu langsung melekat di kepala. Dengan senyum ramah dan gerakan yang dinamis, para pegawai DJP berhasil mengubah pesan yang biasanya kaku menjadi hiburan ringan yang mudah dicerna. Bahkan, di bagian akhir jingle, mereka menambahkan lirik yang mengingatkan masyarakat soal pentingnya tidak menunda: “Tahun depan pasti rame, tahun depan pasti rame, Tahun depan lapor SPT!”
Gerakan menunjuk kepala yang mengiringi bait itu seolah menjadi simbol pengingat bahwa padatnya antrean layanan dan sistem sering terjadi menjelang pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Video berdurasi singkat tersebut juga menampilkan tampilan halaman login Coretax, lengkap dengan kolom ID Pengguna (NIK/NPWP), Kata Sandi, dan Captcha, menjadikannya panduan mini bagi masyarakat yang ingin segera mencoba sistem baru.
Langkah DJP ini dinilai sebagai cara sosialisasi yang cerdas dan kekinian. Dengan pendekatan yang ringan dan menghibur, pesan penting tersampaikan tanpa terasa menggurui. Tak heran, “Tepuk Pajak” langsung menuai banyak pujian dari warganet yang menyebut gaya komunikasi DJP kini semakin dekat dengan masyarakat.
“Kreatif banget! Baru kali ini info pajak bisa seasyik ini,” tulis salah satu komentar di media sosial.
Fenomena “Tepuk Pajak” ini menandai babak baru dalam cara lembaga pemerintah menyampaikan pesan publik. Di tengah derasnya arus digital, konten kreatif dan mudah viral terbukti lebih efektif menarik perhatian ketimbang metode konvensional.
Sebagai catatan, tren ini muncul tak lama setelah “Tepuk Sakinah” dari petugas KUA lebih dulu viral di media sosial. Jika “Tepuk Sakinah” mengajak masyarakat untuk memahami nilai pernikahan, maka “Tepuk Pajak” hadir sebagai ajakan cerdas agar masyarakat segera beradaptasi dengan sistem perpajakan modern melalui aktivasi akun Coretax. (alf)