
IKPI, Jakarta: Mulai tahun 2026, wisatawan yang ingin menaklukkan jalur-jalur pendakian populer di Taman Nasional Teide, Kepulauan Canary, Spanyol, harus merogoh kocek lebih dalam. Pemerintah setempat akan memberlakukan pajak ekologi bagi setiap pendaki yang ingin menikmati keindahan gunung berapi Teide-Pico Viejo ikon alam paling ramai dikunjungi di kepulauan itu.
Kebijakan ini bukan sekadar untuk menambah pundi-pundi daerah, tetapi juga menekan lonjakan wisata massal yang mulai mengancam kelestarian taman nasional tersebut.
“Teide adalah permata tersembunyi dan kebanggaan Tenerife. Dengan langkah ini, kami melindunginya untuk generasi hari ini dan esok,” ujar Presiden Tenerife Rosa Dávila, dikutip dari Euronews.
Kepulauan Canary selama ini dikenal sebagai “surga empat musim”. Berjarak sekitar 100 kilometer dari pantai barat laut Afrika, gugusan pulau vulkanik ini menawarkan cuaca hangat sepanjang tahun, panorama gunung, pantai eksotis, hingga hutan purba.
Tujuh pulau utama Tenerife, Fuerteventura, Gran Canaria, Lanzarote, La Palma, La Gomera, dan El Hierro menjadi magnet wisata dunia.
Menurut data lembaga riset pariwisata setempat, jumlah wisatawan mancanegara mencapai 1,23 juta orang pada Agustus 2025, naik 6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Namun, popularitas itu datang dengan konsekuensi: penumpukan pengunjung, sampah pendaki, dan erosi jalur alam.
Berapa Tarif Pajak Ekologi di Tenerife?
Besaran pajak yang akan diterapkan bervariasi tergantung jalur pendakian dan jenis tur:
• Pendakian tanpa pemandu ke jalur puncak Telesforo Bravo: €15 (Rp 289 ribu)
• Tur berpemandu resmi: €10 (Rp 193 ribu)
• Rute Montaña Blanca–Rambleta: €6 (Rp 115 ribu) pada hari biasa, dan €10 (Rp 193 ribu) saat akhir pekan dan hari libur
• Paket wisata penuh taman nasional: hingga €25 (Rp 482 ribu)
Penduduk lokal dan anak-anak di bawah 14 tahun dibebaskan dari kewajiban ini, sementara warga Kepulauan Canary mendapat diskon tarif khusus.
Tenerife bukan satu-satunya yang bergerak. Pulau lain seperti El Hierro sudah lama menerapkan model pariwisata terbatas—tanpa penerbangan langsung dan minim akomodasi—untuk menjaga keseimbangan ekologis.
Pemerintah Spanyol pun memperketat aturan sewa jangka pendek dan memberi kewenangan penduduk untuk menolak izin penginapan baru. Di sisi lain, Kepulauan Canary juga menerapkan denda besar bagi wisatawan yang mabuk di tempat umum serta menjadikan beberapa pantai bebas asap rokok.
Dengan pajak ekologi ini, Tenerife berupaya menegaskan bahwa keindahan alam tak boleh dibayar dengan kerusakan. Langkah kecil yang diharapkan menjadi contoh bagi destinasi wisata lain di dunia bahwa pariwisata berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. (alf)